Aktor kawakan Bruce Willis didiagnosis mengalami demensia frontotemporal. Kondisi ini membuat pemain Die Hard itu kesulitan dalam berkomunikasi.
Secara garis besar, demensia adalah penyakit neurodegeneratif yang menyebabkan penurunan daya ingat dan cara berpikir. Lantas, apa itu demensia frontotemporal?
Pada dasarnya, demensia frontotemporal (FTD) merupakan istilah yang digunakan untuk sekelompok gangguan pada otak yang utamanya memengaruhi bagian lobus frontal dan temporal otak. Mengutip laman Mayo Clinic, kedua area tersebut umumnya terkait dengan kepribadian, perilaku, dan bahasa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada kasus FTD, bagian lobus frontal mengalami penyusutan. Tanda dan gejala yang muncul biasanya bervariasi, tergantung pada bagian otak mana yang terpengaruh.
Beberapa orang dengan FTD mengalami perubahan dramatis dalam hal kepribadian, sedikit impulsif, dan acuh secara emosional. Sementara beberapa yang lain kehilangan kemampuan untuk berbahasa dengan benar.
Tak seperti Alzheimer yang umumnya menyerang kelompok lanjut usia (lansia). FTD justru bisa terjadi pada usia sebelum lansia, umumnya dimulai antara usia 40-65 tahun.
Sayangnya, orang dengan FTD bisa berujung pada demensia total. Sekitar 10-20 persen kasus demensia terjadi pada individu yang mengalami FTD sebelumnya.
Gejala FTD akan berbeda pada masing-masing individu. Namun, umumnya gejala akan semakin memburuk dari waktu ke waktu, yang biasanya berlangsung dalam hitungan tahun.
![]() |
Tanda paling umum dari FTD adalah perubahan perilaku, seperti berikut:
- tindakan asosial,
- kehilangan empati,
- kehilangan minat pada banyak hal,
- perilaku kompulsif,
- kurang memperhatikan kebersihan diri,
- perubahan kebiasaan makan,
- memakan benda yang tak bisa dimakan atau selalu ingin memasukkan sesuatu ke dalam mulut.
Beberapa subtipe FTD menyebabkan penurunan kemampuan berbicara atau afasia. Pasien umumnya akan kesulitan dalam mengeluarkan kata demi kata. Kondisi inilah yang sebelumnya sempat dialami Bruce Willis.
Beberapa masalah di antaranya sebagai berikut:
- sulit memahami bahasa baik lisan maupun tulisan,
- sulit menamai sesuatu,
- ragu-ragu dalam mengucap sesuatu,
- konstruksi kalimat yang aneh.
Beberapa subtipe FTD juga menimbulkan masalah pada gerakan yang mirip dengan penyakit Parkinson. Misalnya saja sebagai berikut:
- anggota tubuh bergetar,
- kaku,
- kejang atau kedutan otot,
- sulit menelan,
- kelemahan otot,
- jatuh atau kesulitan saat berjalan.