Dokter Ungkap Efek Covid-19 ke Paru, Separah Apa?

CNN Indonesia
Kamis, 16 Feb 2023 22:00 WIB
Ahli berkata paru bisa rusak gara-gara covid, hanya saja kerusakannya tergantung derajat keparahan selama sakit.
Ahli berkata paru bisa rusak gara-gara covid, hanya saja kerusakannya tergantung derajat keparahan selama sakit. (iStock/Chinnapong)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ahli berkata paru bisa rusak gara-gara Covid-19, hanya saja kerusakannya tergantung derajat keparahan selama sakit.

Apa yang terjadi pada paru setelah terinfeksi Covid-19? Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengatakan kondisi paru pada penyintas tergantung dari derajat keparahan saat terkena Covid-19.

Secara umum, derajat keparahan ada tiga yakni, ringan, sedang, dan berat. Untuk yang sakit ringan, paru tidak mengalami masalah berarti. Sementara yang sakit sedang hingga berat, paru sudah terdampak virus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang derajatnya sedang, biasanya paru sudah kena pneumonia. Yang kritis apalagi, sampai masuk ICU," kata Agus pada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Selasa (14/2).

Saat pasien dengan derajat sedang hingga berat sudah sembuh, paru berisiko mengalami kelainan termasuk fibrosis paru. Agus menjelaskan fibrosis paru adalah jaringan parut pada paru.

Fibrosis paru membuat suplai oksigen buat tubuh terganggu sehingga tubuh kekurangan oksigen. Apa saja gejalanya?

Gejala fibrosis paru bisa ditandai dengan beberapa gejala Covid-19 yang menetap seperti, batuk, sesak, nyeri dada, kemudian kelelahan (fatigue).

"Ada keluhan fatigue itu karena oksigenasi cenderung kurang," imbuh Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini.

Oleh karena itu, penyintas dengan riwayat Covid-19 gejala sedang hingga berat sangat perlu kontrol kondisi paru meski sudah sembuh. Agus menjelaskan dokter akan melihat evaluasi klinis dan evaluasi fungsi paru serta pemeriksaan untuk gejala yang menetap.

Jika tidak ada masalah, penyintas tidak perlu melakukan pengobatan jangka panjang untuk menjaga kondisi dan fungsi paru.

"Kalau ada keluhan menetap, tampak dari foto rontgen, ada kelainan fungsional, maka nanti perlu penanganan lebih lanjut, perlu obat. Pengobatan bisa sebulan, dua bulan. Rata-rata setelah diobati betul baru bisa sempurna perbaikannya," jelas dia.

(els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER