Ketua Dinas Kesehatan Sumatera Utara Alwi Mujahid Hasibuan mengatakan leukemia atau kanker darah putih merupakan jenis kanker yang paling banyak diderita anak-anak di daerahnya.
"Di Sumut, kanker leukemia paling banyak menyerang anak anak. Untuk Tahun 2021, data dari RSUP Haji Adam Malik Medan sebanyak 1.756 data pasien rawat jalan leukemia," kata Alwi Mujahid, Jumat (17/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Alwi hingga saat ini belum ada data yang pasti mengenai penyebab anak anak terkena kanker. Akan tetapi, faktor keturunan dan pola hidup sehat juga berperan dalam menyebabkan seseorang mengalami penyakit kanker.
"Selain faktor keturunan, pola makan itu yang paling banyak. Misalnya, makan makanan yang merangsang kanker seperti ikan asin, fast food, termasuk mie instan. Lebih banyak di penyedapnya itu, termasuk pengawet," ungkapnya.
Alwi juga mengimbau agar masyarakat menerapkan pola hidup sehat, terutama bagi anak-anak. Ia menganjurkan agar anak-anak diajarkan untuk mengonsumsi sayur dan buah sejak dini.
"Salah satu yang membuat orang terkena kanker karena pola hidup tak sehat, tidak makan sayur dan buah. Pencernaan kurang serat menjadi salah satu penyebab terkena kanker. Ditambah lagi makan makanan yang mengandung pengawet, ini sangat berkontribusi," urainya.
Sementara itu, dr. Mutiara selaku Presiden Direktur RS Murni Teguh Memorial Hospital Medan juga membenarkan bahwa leukemia merupakan jenis kanker yang paling sering diderita oleh anak.
"Di RS Murni Teguh Memorial Hospital banyak sekali anak penderita kanker. Sepanjang tahun 2022, ada 578 kasus kanker pada anak. Dari jumlah ini, angka keberhasilan pengobatan terhadap pasien kanker capai 99 persen," terang Mutiara.
"Dari 578 kasus kanker, paling banyak dialami anak adalah kanker leukemia dan kanker limfoma," lanjutnya.
Mutiara menjelaskan orangtua harus memperhatikan gejala kanker pada anak, seperti penurunan berat badan yang signifikan, sakit kepala yang disertai muntah di pagi hari, bengkak atau nyeri pada tulang dan persendian secara terus menerus.
Kemudian, adanya benjolan atau massa, terutama di perut, leher, dada, panggul, atau ketiak, memar yang berlebihan, pendarahan atau ruam, warna keputihan di belakang pupil mata, kelelahan yang konstan atau pucat, hingga demam berulang yang tidak diketahui penyebabnya.
Untuk itu, Mutiara berharap peringatan Hari Kanker Anak Sedunia yang jatuh tiap 15 Februari dapat menambah pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap cara pencegahan dan deteksi dini terhadap kanker. Juga, menyebarkan semangat bagi para pejuang kanker anak di Indonesia agar tidak putus asa dan tetap produktif.
"Sekali lagi, mari kenali dan dukung gerakan lawan kanker. Deteksi dini adalah perlindungan terbaik dalam melawan penyakit ini. Memberikan dukungan kepada para pejuang kanker anak melalui semangat dan aksi nyata jauh lebih bermakna dibandingkan hanya lewat kata-kata," tutup Mutiara.