Studi Temukan Obat Terbaik Redakan Nyeri Punggung, Bukan Aspirin
Sakit punggung mungkin jadi masalah bagi banyak orang. Berbagai obat kimia umum digunakan untuk mengatasi nyeri punggung.
Namun, studi teranyar yang dipublikasikan dalam Journal of Orthopaedic Research pada Rabu (23/2) menemukan obat terbaik untuk mengatasi nyeri punggung.
Melansir CNN, dalam studi tersebut, para peneliti mengamati 18 uji klinis acak yang berfokus pada nyeri punggung. Dalam studi, nyeri punggung akut umumnya berlangsung tak lebih dari 12 minggu.
"Hasil penelitian hanya berlaku untuk nyeri punggung bawah yang tidak berkelanjutan dan kronis," ujar salah satu penulis studi, ahli ortopedi Flippo Migliorini.
Studi tersebut mengamati berbagai obat pereda nyeri seperti aspirin, acetaminophen (contoh: Paracetamol), dan obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID).
Beberapa jenis obat NSAID yang diamati adalah ibuprofen, naproxen, dan celecoxib yang hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Peneliti juga memasukkan obat pelemas otot, yang juga hanya bisa didapatkan dengan resep dokter.
Hasilnya, studi menemukan bahwa obat terbaik untuk nyeri punggung bawah akut adalah kombinasi NSAID dengan pelemas otot yang diresepkan. Kombo itu ditemukan efektif mengurangi rasa sakit dalam satu minggu.
Namun, sebelum intervensi kombinasi obat itu diberikan, Migliorini mengatakan bahwa dokter harus memastikan penyebab nyeri punggung terlebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan untuk mengesampingkan kemungkinan penyebab lain seperti riwayat kanker atau cedera.
Tidak signifikan
Kendati demikian, ahli rehabilitasi otot dan tulang Eliana Cardozo, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengomentari bahwa hasil yang diberikan oleh kombinasi NSAID dan pelemas otot tidak terlalu signifikan.
"Ketika saya melihat data aktual dalam penelitian ini, saya tidak dapat mengatakan bahwa itu [kombinasi NSAID dan pelemas otot] membuat perbedaan yang signifikan," ujar Cardozo.
Cardozo mengingatkan bahwa pelemas otot tidak bekerja untuk melemaskan otot hingga menghilangkan rasa nyeri. Alih-alih demikian, lanjut dia, pelemas otot bekerja secara terpusat di otak manusia untuk memberikan efek rileks.
"Pelemas otot bekerja secara terpusat di otak, di mana mereka membuat kita mengantuk dan membuat tubuh kita rileks," kelas Cardozo.