Menurut anak, ketika anak sudah mulai lancar berbicara, mereka perlu mulai diperkenalkan untuk melakukan kebiasaan-kebiasaan positif seperti mengganti baju di ruangan tertutup. Selain itu, anak usia 2-3 tahun sudah harus mulai belajar untuk menghargai tubuhnya.
"Dengan mengajarkan mereka untuk ganti baju di dalam ruangan, itu adalah pembelajaran untuk mereka bisa menghargai tubuh dan badan mereka bukan untuk dikonsumsi sama orang lain," tutur Anna.
Selain itu, anak juga perlu dilatih untuk melaporkan kepada orang tuanya jika mereka mendapatkan sentuhan-sentuhan yang tidak mereka sukai dari orang lain. Hal ini akan membuat mereka memiliki keterampilan untuk melaporkan ke orang tua jika suatu ketika mereka mendapatkan tindakan pelecehan seksual.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di usia 5-6 tahun, anak yang sudah lebih mandiri harus diajarkan untuk mandi sendiri dan membersihkan alat kelaminnya sendiri tanpa bantuan orang lain setelah buang air kecil atau besar.
"Hal ini harus diajarkan kepada anak secara intens saat usia 5-6 tahun. Mereka harus belajar sendiri untuk melakukanya. Kalau ada orang lain yang memaksa mereka untuk pegang dan sebagainya mereka harus bilang, atau teriak, atau lari keluar. Itu bisa jadi strategi untuk menyelamatkan diri yang bisa dilakukan oleh seorang anak," kata Anna lebih lanjut.
"Dengan dia lebih mandiri, dia tidak harus minta tolong orang lain sehingga mengurangi risiko mendapatkan pelecehan seksual dari orang lain," lanjutnya.
Pada saat anak berusia 8-9 tahun, orang tua sudah perlu mulai mengajarkan mereka tentang perbedaan jenis kelamin secara biologis. Misalnya, wanita bisa hamil, melahirkan, hingga menyusui.
"Di sini diajarkan juga tentang bagaimana menghormati sesama jenis maupun lawan jenis. Itu juga sebetulnya pembentukan kesadaran diri dan terkait dengan pendidikan seksualitas," kata Anna.
Anna mengatakan bahwa sejak anak berusia 10 tahun menuju usia remaja, mereka sudah harus mulai diberikan pembelajaran mengenai pubertas.
Misalnya, ketika anak perempuan mengalami menstruasi, orang tua perlu memberikan pemahaman mengenai apa yang terjadi, apa yang tidak wajar terjadi, apa yang perlu dilakukan untuk membersihkan diri dan sebagainya. Sementara, anak laki-laki perlu diajarkan bahwa mereka akan mendapatkan mimpi basah.
"Terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan contohnya kalau anak laki-laki mendapatkan teman perempuannya ternyata menstruasi dan bocor, ajarkan apa yang bisa dia bantu supaya si anak perempuan itu tidak malu," ucap Anna.
Untuk mencegah terjadinya kekerasan berbasis gender online (KBGO), menurut Anna, anak perlu diajarkan untuk tidak bertelanjang di depan kamera, atau hal-hal lain yang dapat merugikan mereka dan juga merugikan orang lain.
Di usia dewasa, seorang anak sudah perlu belajar mengenai hubungan seksualitas yang sehat dalam perkawinan dan untung rugi ketika kawin muda.
"Misalnya bahwa berhubungan seks itu perlu izin dari kedua belah pihak. Lalu bagaimana hubungan seksual yang sehat, yang baik, yang saling menghormati, termasuk gangguan-gangguan dalam masalah seksualitas yang akan perlu diatasi," ucap Anna.
(del/chs)