Menikmati Botok Ikan Daun Mengkudu Vs Dry Aged Steak Super Juicy
Lagi mood makan apa hari ini? Atau lebih pilih makan sambil melipir sejenak ke pinggir kota Jakarta buat liburan sambil makan enak?
Kalau kamu tipe orang yang suka gunung dan dataran tinggi, Puncak mungkin bisa jadi pilihan tepat buat healing sejenak. Bukan cuma gemblong, jagung bakar, dan makanan nusantara yang bisa jadi pilihan kalau ke Puncak.
Soeasana Restaurant yang baru buka di Puncak, tepatnya di hotel Novus Giri Resort Puncak bisa jadi cara menikmati kuliner enak sekaligus pemandangan yang menenangkan mata.
Terbaca dari nama restoran yang memakai ejaan lama, restoran ini menghidangkan aneka makanan Indonesia. Chef Muljadi Tantra, Executive chef di restoran ini mengklaim bahwa mereka mengusung tema kuliner Nusantara Haute Cuisine.
Lihat Juga : |
"Idenya dari haute cuisine tapi untuk masakan Indonesia. Konsep sebenarnya adalah ingin mengangkat kembali makanan asli Indonesia yang sudah lama tak terdengar dan hanya ada di acara tertentu, misalnya upacara dan hajatan," katanya.
Dia mengklaim, berbeda dengan restoran lainnya, dia memadukan teknik memasak ala barat dengan kuliner asli Indonesia.
"Saya basicnya di makanan western, tapi ternyata teknik memasak western ini juga bisa diaplikasikan ke makanan Indonesia dan tetap jadi makanan Indonesia. Misalnya cara ada betutu sekam padi, pake tajin. utk menyingkat waktu masak tp kualitas ttp sama."
Ada beragam makanan unik dan asli Indonesia yang disajikan di restoran ini. Diungkapkannya sampai saat ini ada sekitar 25 menu makanan yang dihadirkan. Beberapa yang unik adalah pa'piong sapi dari Toraja, botok ikan daun mengkudu dari suku Dayak, kambing guling, cumi 'telur' ala Padang, sampai yang khas di sini, sate maranggi.
Pa' piong sapi mungkin jadi salah satu makanan khas yang paling menarik perhatian. Sekilas terlihat seperti ikan patin dalam bambu karena disajikan di dalam bilah bambu yang dibakar. Namun bagian dalam bambu ini bukanlah ikan, melainkan daging sapi yang dibumbui dengan aneka bumbu khas Toraja.
Kuliner khas Toraja ini biasanya disajikan saat upacara adat masyrakat setempat. Biasanya pa'piong diolah dengan menggunakan daging babi atau ayam, namun di restoran ini menggantikannya dengan daging yang empuk.
Salah satu bahan khas yang dipakai di sini adalah campuran daun miana yang berwarna ungu di dalam makanannya.
Selain pa'piong, botok ikan daun mengkudu juga terlihat unik. Hidangan ini merupakan hidangan asli Suku Dayak. Mereka membuatnya dengan menggunakan ikan yang dicampur dengan daun mengkudu. Daun mengkudu ini akan membungkus daging ikan dan membuatnya jadi semakin lembut.
Tak perlu khawatir kalau daun mengkudu akan membuat makanannya atau beraroma seperti buah mengkudu yang tak sedap. Sebenarnya daun mengkudu sendiri tidak memiliki rasa yang khas. Artinya daun mengkudu tak punya rasa dan aroma yang aneh saat akan diolah dan dijadikan campuran masakan.
Teksturnya mirip dengan daun singkong hanya saja sedikit lebih tebal. Namun tenang saja tak terasa pahit ataupun alot. Ini akan melengkapi tekstur ikan yang lebih lembut. Citarasanya yang lebih kuat terasa pada bagian kuah kuningnya yang mirip kari.
Selain itu, hidangan lain yang juga tak boleh dilewatkan adalah sate maranggi, cumi telur, dan rendang.
Muljadi mengungkapkan bahwa sate maranggi ini berbeda dengan restoran lainnya. Dia menggunakan minyak bebek untuk membuat rasa satenya lebih gurih dan smokey. Dia juga memberikan 3 macam saus untuk pelengkapnya.
Rendang juga terasa berbeda dengan tekstur daging yang lebih empuk lantaran dimasak dengan sous vide. Sedangkan bagi penggemar seafood, cumi padang tak boleh lolos. Untuk membuatnya lebih 'gemuk' dan kenyal, Muljadi menambahkan bahan spesial di dalamnya, yaitu lidah buaya.