Selain mengukur efek kombucha terhadap gula darah, para peneliti juga melihat susunan mikroorganisme yang memfermentasi dalam minuman tersebut untuk menentukan bahan mana yang paling aktif.
Mereka menemukan bahwa kombucha sebagian besar mengandung bakteri asam laktat, bakteri asam asetat, dan suatu bentuk ragi yang disebut Dekkera.
Meskipun mekanisme yang dapat menurunkan gula darah masih belum jelas, Tan mengatakan bahwa bahan-bahan ini mungkin terkait dengan perubahan mikrobioma usus atau perubahan metabolisme lainnya pada tingkat sel.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para penulis studi berspekulasi bahwa mekanisme kerja yang menguntungkan mungkin didorong oleh mikroba, tetapi juga metabolit yang ditemukan dalam kombucha, yang meliputi etanol, asam laktat dan asam asetat, konstituen teh, dan bahan penyedap.
Sejarah kombucha sebagai minuman untuk tingkatkan kesehatan
Kombucha dibuat dari teh hitam atau hijau yang diseduh dan gula dalam proses yang menyerupai fermentasi cuka.
Seperti halnya starter penghuni pertama, penambahan SCOBY, atau kultur simbiosis bakteri dan ragi, yang terbentuk di permukaan cairan saat teh berfermentasi, dapat membuat prosesnya lebih cepat.
Produksinya melibatkan fermentasi ragi dari gula menjadi alkohol, diikuti dengan fermentasi bakteri dari alkohol menjadi asam asetat. Cuka adalah kombinasi asam asetat dan air. Menurut Departemen Pertanian Pennsylvania, kandungan alkohol dan asam asetat kombucha kurang dari 1 persen.
Dipercaya berasal dari ribuan tahun yang lalu di China, kombucha telah lama dihargai karena khasiatnya yang potensial untuk penyembuhan.
Penelitian sebelumnya yang diterbitkan dalam Antioxidants edisi Mei 2020 menunjukkan bahwa teh yang difermentasi memiliki sifat antioksidan yang kuat. Antioksidan adalah senyawa yang ditemukan dalam makanan yang dapat mengurangi peradangan dan melindungi tubuh.
Meskipun penelitian yang baru ini terbatas, dengan hanya 12 partisipan, Merenstein dan timnya percaya bahwa investigasi ini memberikan dasar untuk penelitian lanjutan dengan lebih banyak partisipan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Tan menambahkan bahwa minuman penelitian, baik kombucha maupun plasebo, disumbangkan oleh Craft Kombucha, sebuah produsen komersial di daerah Washington, DC, sehingga mungkin ada beberapa bias.
Namun, Merenstein menekankan bahwa tidak ada satupun ilmuwan yang menerima bayaran dari perusahaan ini. Kata Tan, hingga penelitian lebih lanjut dapat dilakukan, manfaat sebenarnya dari kombucha masih belum dapat dilihat,
"Kombucha bukanlah pengganti perawatan diabetes yang direkomendasikan oleh penyedia layanan kesehatan Anda," tambahnya.
Merenstein mengatakan bahwa suatu hari nanti kombucha dapat menjadi tambahan untuk membantu penderita pradiabetes atau diabetes.
"Mudah-mudahan di masa depan, tapi kami belum sampai di sana," katanya.
(del/chs)