Selain memakan puluhan korban jiwa, ratusan bangunan dan rumah hancur, termasuk semua Kota Lahaina yang bersejarah, dan ribuan penduduk yang mengungsi kehilangan hampir segalanya.
Momen menyelamatkan diri dari kebakaran di Pulau Maui membuat banyak orang trauma. Para turis ikut berebut mencari keselamatan diri.
Banyak turis terpaksa tidur di mobil mereka di mana pun mereka bisa parkir dengan pakaian di punggung karena mereka tidak bisa kembali ke akomodasi mereka di Lahaina. Jalan utama menuju Lahaina terus ditutup untuk turis pada Kamis (10/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sederetan mobil diparkir di pinggir jalan dengan orang-orang menunggu untuk melihat apakah mereka dapat kembali ke kamar hotel mereka pada hari Rabu (9/8). "Kami tidak punya tempat lain untuk pergi," kata salah satu pasangan yang sedang mengunjungi Maui.
Pengunjung lain yang mendarat di Maui pada Rabu (9/8) pagi bahkan tidak meninggalkan bandara dan langsung mengalihkan liburan Maui mereka ke pulau lain yang tidak terpengaruh, seperti Kauai. Beberapa mengatakan mereka akan melanjutkan perjalanan mereka ke Maui, mencari akomodasi di daerah yang masih buka.
Ketika kebakaran terjadi, terdapat sekitar 4.000 wisatawan yang datang ke sana. Pemerintah Pulau Maui sejauh ini mengevakuasi 12.000 warga plus wisatawan. "Sekitar 2.100 orang telah mengungsi," kata pejabat lokal.
Sampai Jumat (11/8), kebakaran masih aktif di tiga tempat, Lahaina, Big Island, dan Pulehu. Pengunjung diminta menjauhi Kota Lahaina. "Ini (Lahaina) bukan tempat yang aman," ujar Letnan Gubernur Hawaii Sylvia Luke.
Lahaina merupakan kota bersejarah di ujung barat barat Pulau Maui, Hawaii. Pusat kota ini punya bangunan dari tahun 1700-an dan masuk dalam daftar tempat bersejarah nasional AS.
(wiw)