Saat anak sudah pegang gawai, orang tua seolah tak bisa berbuat apa-apa. Screen time berlebihan bahkan sudah bisa dibilang kecanduan.
Lantas, apa yang bisa orang tua lakukan agar anak tak kecanduan melihat layar?
Ada orang tua yang merasa screen time membuat anak makin pintar. Namun ada pula orang tua yang kewalahan gara-gara anak candu screen time. Anak tidak banyak interaksi dengan teman seusianya, susah makan kalau tidak menonton video atau hanya screen time yang bisa membuatnya duduk tenang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahmad Suryawan, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memberikan beberapa cara mengurangi screen time pada anak.
![]() |
Children see, children do. Ahmad Suryawan atau akrab disapa Prof Wawan ini menyarankan agar orang tua meregulasi screen time mereka.
"Anggap begini, ini anak saya, kalau saya ingin mengurangi screen time dia, saya juga mengurangi screen time saya. Di depan anak, jangan screen time dan lakukan dengan konsisten," kata Wawan dalam webinar bersama IDAI, Rabu (30/8).
Secara bertahap, kurangi screen time anak jelang tidur. Screen time berlebihan berpengaruh terhadap kualitas tidur anak apalagi jika screen time dilakukan satu jam sebelum tidur.
Selain faktor konten, tidur anak bisa terganggu karena paparan blue light dari layar gawai.
Sebaiknya orang tua menerapkan aturan screen time di luar kamar agar kamar benar-benar sebagai tempat istirahat.
Selain aturan screen time di luar kamar, orang tua perlu menerapkan makan tanpa screen time. Ajarkan anak untuk fokus pada makanan bukan pada layar.
Mulai dengan ajak anak menyiapkan menu makannya atau biarkan anak memilih menu yang disukai. Kemudian anak sebaiknya makan bersama orang tua atau anggota keluarga lain.
Saat bersama anak, orang tua wajib menyimpan gawai untuk sementara. Akses gawai saat tidak bersama anak.
![]() |
Wawan menyarankan agar orang tua tidak buru-buru melarang anak screen time. Coba perhatikan apa yang dilakukan anak dengan gawai di tangannya.
"Anak ngapain? Main game? Buka media sosial? Supaya kita tidak asal melarang, jadi tahu oh anak suka ini. Selain membatasi waktu mengakses, kenalkan anak dengan media bermain yang lain," katanya.
Orang tua sebaiknya menyiapkan kegiatan dulu misalnya, bersama ayahnya bermain basket, memilih bahan masakan bersama ibu, atau bermain bola. Menurut Wawan, jika belum ada kegiatan lain tapi sudah ada regulasi, orang tua akan dilihat sebagai perusak atau pengacau oleh anak.
Jangan lupa berikan pujian pada anak saat ia sudah mengikuti aturan. Berikan pujian verbal misalnya 'Wah hebat ya enggak buka HP, makannya habis lagi', 'Sudah satu jam nih, sudah cukup ya, terima kasih sudah ikut aturan'.
"Tetapi ini dengan catatan, Anda sudah meregulasi screen time Anda sendiri. Taruh HP Anda. Kalau Anda beritahu anak ini itu dan sedang pegang HP, anak sulit terima," ujar Wawan.
Metode time out bisa diterapkan dengan memberikan porsi screen time anak dalam sehari. Wawan memberikan contoh, anak diberi screen time selama satu jam.
Kemudian saat sudah satu jam, sebaiknya orang tua tidak langsung menarik HP atau gawai. Saat jelang satu jam misal, 15 menit jelang satu jam, ingatkan anak bahwa waktunya tinggal 15 menit lagi.
(els/pua)