Pria Ini Alami Ruam di Seluruh Punggung Usai Makan Jamur Kurang Matang

CNN Indonesia
Senin, 23 Okt 2023 17:00 WIB
Seorang pria berakhir di unit gawat darurat (UGD) rumah sakit dengan ruam menyakitkan di seluruh punggung usai makan jamur yang kurang matang.
Ilustrasi. Seorang pria mengalami ruam di seluruh punggung usai makan jamur kurang matang. (iStockphoto/ahirao_photo)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pria berakhir di unit gawat darurat (UGD) rumah sakit dengan ruam menyakitkan di seluruh punggung usai makan jamur yang kurang matang.

Pria berusia 72 tahun itu diketahui telah menyiapkan dan menyantap makanan yang mengandung jamur shiitake (Lentinula edodes).

Menurut deskripsi kasus yang diterbitkan pada Kamis (12/10) pada The New England Journal of Medicine, dalam dua hari setelah makan pria tersebut mengalami ruam dan gatal di punggung sehingga dia tidak bisa tidur nyenyak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika dia pergi ke rumah sakit, dokter memeriksa punggungnya dan menemukan ada bekas luka pada kulit yang meradang dan bengkak, seolah-olah dia telah dicambuk di punggung dan bagian atas pantatnya.

Tim awalnya mengesampingkan dermografisme, suatu kondisi yang menyebabkan terbentuknya bekas luka pada kulit setelah digaruk atau digosok.

Juga tidak ada tanda-tanda pembengkakan kelenjar getah bening, yang mengindikasikan adanya infeksi virus atau bakteri, atau bahwa kondisi tersebut mulai mempengaruhi jaringan tubuh lainnya.

Para dokter kemudian mendiagnosis dia menderita dermatitis shiitake, suatu reaksi yang umumnya dikaitkan dengan garis-garis "seperti cambuk" di batang tubuh.

Dermatitis shiitake pertama kali dilaporkan di Jepang pada 1977. Kasus ini paling umum terjadi di Asia, dimana jamur sering dimakan. Namun, kasus serupa telah dilaporkan di tempat lain, misalnya di Eropa, Amerika Utara, dan Amerika Selatan.

Ruam bergaris-garis terlihat mirip dengan yang kadang-kadang terjadi pada pasien yang menggunakan obat kemoterapi bleomycin.

Mereka juga terlihat mirip dengan ruam yang terkait dengan dermatomiositis, suatu kondisi peradangan yang menyebabkan kelemahan otot selain ruam kulit, dan penyakit Still yang menyerang orang dewasa, sejenis radang sendi.

Pada dermatitis shiitake, ruam linier muncul karena karbohidrat dalam jamur yang disebut lentinan. Karbohidrat ini memicu pelepasan zat kimia, seperti interleukin-1, yang menyebabkan peradangan.

Hal ini menyebabkan pembuluh darah pasien melebar dan timbul ruam yang khas, biasanya dua hingga tiga hari setelah seseorang memakan jamur.

Lentinan terurai saat dipanaskan, itulah sebabnya reaksi ini hanya terjadi saat orang memakan jamur shiitake mentah atau setengah matang.

"Dermatitis shiitake dapat dicegah ketika jamur dimasak secara menyeluruh pada suhu melebihi 145 derajat Celcius [293 derajat Fahrenheit]," kata Eglė Janušonytė, salah satu penulis laporan kasus dan residen dermatologi di Rumah Sakit Universitas Jenewa di Swiss kepada Live Science melalui email.

Biasanya, dermatitis shiitake akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan, namun pasien dapat diberikan obat antiinflamasi untuk mengatasi gejalanya.

Dalam kasus ini, pria tersebut diberi resep steroid untuk dioleskan pada punggungnya, serta tablet antihistamin untuk dikonsumsi secara oral.

Setelah dua minggu, rasa gatal di punggungnya berkurang, namun masih terdapat bercak hitam di kulitnya. Hal ini sering terjadi setelah peradangan di kulit mereda.

Pria tersebut "disarankan untuk memasak jamur shiitake dengan matang di kemudian hari," tulis penulis laporan kasus tersebut.

Para dokter berharap kasusnya akan meningkatkan kesadaran penyedia layanan kesehatan terhadap kondisi tersebut.

"Penting bagi masyarakat dan profesional kesehatan untuk menyadari kondisi klinis yang khas ini, yang mungkin tampak mengkhawatirkan pada awalnya namun, pada kenyataannya, merupakan kondisi yang dapat sembuh dengan sendirinya, dengan prognosis yang sangat baik," kata Janušonyte.



(pua/pua)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER