Seluruh pasangan calon presiden dan wakil presiden resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mengikuti Pilpres 2024. Pasangan terakhir yang mendaftar adalah Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming yang tiba di KPU sekitar pukul 12.00 WIB.
Setibanya di KPU, keduanya langsung disambut dan dikalungi syal yang terbuat dari kain tenun khas Nusa Tenggara Timur (NTT). Syal tersebut memang diberikan khusus oleh KPU untuk menyambut seluruh pasangan calon (paslon) yang mendaftar.
Syal yang berasal dari NTT itu menampilkan motif ayam. Merujuk berbagai sumber, kain yang menjadi 'cendera mata' KPU untuk para paslon itu berasal dari Kabupaten Sumba Timur, NTT.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Motif ini memiliki makna yang kuat dalam hal kepemimpinan. Ayam jantan sendiri dikenal selalu berkokok di pagi hari.
Motif tersebut memiliki makna kehidupan dan pemimpin yang bersifat melindungi.
Komisioner KPU Idham Holik sebelumnya menyebut, syal yang diberikan kepada setiap capres dan cawapres ini dimaksudkan untuk menyambut tamu. Bukan hanya Prabowo dan Gibran, dua paslon lainnya, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD, juga menerima syal tersebut.
"Saya pikir ini menjadi tradisi masyarakat Indonesia, tamu harus dihormati. Apalagi yang datang ini bukan tamu pada umumnya. Ini tamu sangat istimewa. Kenapa dikatakan sangat istimewa? Tidak semua warga negara bisa seperti yang terkategori dalam undang-undang atau memenuhi persyaratan perundang-undangan untuk dicalonkan. Jadi tamu ini sangat istimewa," ujar Idham beberapa waktu lalu.
Selain motif ayam, pemilihan warna dalam syal tersebut juga disebut memiliki makna tersendiri. Dominasi warna merah marun pada syal bisa merujuk pada pola komunikasi visual yang lebih kuat.
"Itu kain tenun dari NTT. Kita kebetulan menilai kain tenun tersebut memiliki estetika dengan warna marun yang menjadi ciri khas dari warna komunikasi visual. Warna utama dalam KPU melakukan komunikasi visual," ungkap Idham.
(tst/asr)