SURAT DARI RANTAU

Menyusuri Jalan al-Mu'iz di Kairo, Bagai Berada di Museum Terbuka

Silvani Yuzarni | CNN Indonesia
Minggu, 26 Nov 2023 16:00 WIB
Tulisan ini soal sisi lain Kota Kairo, tepatnya al-Mu'iz Street atau Jalan al-Mu'iz. Menyusuri Jalan al-Mu'iz yang menyimpan sejarah lintas peradaban Islam.
Al-Mu’iz Street atau Jalan al-Mu’iz di jantung kota Kairo, Mesir. Menyusurinya bagai sedang berada di sebuah museum terbuka. (Arsip Pribadi Silvani Yuzarni)
Jakarta, CNN Indonesia --

Membahas Mesir hampir selalu membuat kita membayangkan The Greatest Pyramid yang tercatat menjadi salah satu keajaiban dunia paling tua dan paling bertahan keutuhannya hingga kini.

Tak ketinggalan Sungai Nil, sungai terpanjang di dunia yang melewati 11 negara di benua Afrika. Sungai Nil bagi masyarakat Mesir adalah karunia Tuhan, sumber kehidupan, nafas peradaban. Maka tidak berlebihan jika ada pepatah mengatakan, andaikan ada air zam-zam kedua, pastilah itu air Nil.

Kemudian yang tak kalah tenar lagi adalah Universitas Al-Azhar, salah satu universitas Islam tertua di dunia. Saat ini, Universitas Al-Azhar telah menjadi kiblat keilmuan Islam Sunni yang mencetak para ulama yang tersebar di seluruh dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tapi tulisan ini bukan tentang The Greatest Pyramid, atau Sungai Nil, atau Universitas Al-Azhar. Tulisan ini tentang sisi lain kota Kairo, tepatnya Syari' al-Mu'iz atau al-Mu'iz Street atau Jalan al-Mu'iz. Jalan al-Mu'iz bukan jalan biasa, menyusurinya bagai sedang berada di sebuah museum terbuka, ia menyimpan sejarah lintas peradaban Islam, mulai dari Dinasti Fathimiyah, Ayyubiyah, sampai Utsmaniyyah.

Nama Al-Mu'izz diambil dari nama pendirinya yaitu Khalifah al-Mu'izz li-Din Allah khalifah ke-empat Dinasti Al-Fathimiyah. Konon Syari' al-Muizz merupakan jantung kota Kairo. Berada dalam sebuah kota yang dikelilingi benteng bernama Al-Mu'izziyah Al-Qaherah yang merupakan cikal bakal nama kota Kairo, kala itu jalan ini menjadi pusat aktivitas ekonomi dan religius pada zaman Dinasti Fatimiyah.

Di dalamnya terdapat sekitar 29 bangunan bersejarah yang indah dan menawan, warisan peradaban Islam sejak abad ke-10 M hingga abad ke-19 M, meliputi masjid, madrasah, rumah sakit, makam, dan sabil atau tempat minum umum.

Ini kali pertama kami mengunjungi Syari' al-Mu'izz membawa anak-anak. Kami berangkat menjelang sore. Cuaca Kairo di awal bulan Oktober cukup bersahabat. Matahari tidak seterik bulan Juli dan Agustus. Sepanjang hari angin mulai bertiup sepoi-sepoi, malam hari pun mulai terasa sejuk. Tidak butuh waktu lama dari Nasr City tempat kami tinggal hingga sampai ke Bab al-Futuh, gerbang pembuka Syari' Muizz di sebelah utara. Jalan cukup ramai tapi tidak macet.

Sejak pembangunan jalan layang besar-besaran tiga tahun terakhir, transportasi di Cairo lumayan lancar dan cepat. Mobil melewati kubri Jihan Sadat, dan setengah jam kemudian kami sudah sampai di lokasi.

Tepat setelah gerbang Al-Futuh, kami disambut megahnya Masjid Al-Hakim. Namun, kami berencana mengunjungi tempat lain terlebih dahulu. Kami kemudian membeli tiket di komplek Sultan Al-Mansour Qalawun yang letaknya 750 meter dari gerbang.

Untuk warga negara Mesir dan pelajar, cukup dengan membayar 10 Le sudah bisa memasuki 7 situs bersejarah di Syari' Mu'izz. Sedangkan turis harus membayar lebih mahal yaitu 120 Le. Sementara kami yang sudah di jenjang pasca sarjana dikenakan harga 60 Le. Sekadar catatan, jika dirupiahkan, 1 Le setara dengan Rp504.

Destinasi pertama adalah kompleks Sultan Al-Mansour Qalawun. Bangunan besar ini terdiri dari masjid, madrasah, monumen makam yang megah, rumah sakit dan kubah yang indah. Bangunan ini dianggap sebagai awal munculnya gaya arsitektur baru, di mana sebuah bangunan mencakup beberapa unit bangunan dengan fungsi yang berbeda-beda.

Ternyata memang semegah itu mausoleumnya. Di dalamnya jasad Sultan Al-Mansour, anak dan cucunya dimakamkan. Di atasnya menjulang kubah dengan corak serta ornamen yang mempesona, menyerupai The Rock Dome di Masjid Al-Aqsha Palestina. Ada pula mihrabnya terbuat dari marmer dan mozaik yang cantik dan tergolong paling mahal di Kairo. Cukup lama kami berfoto sambil mengagumi indahnya ruangan mausoleum ini sebelum beranjak ke area madrasah.

Madrasah atau sekolah yang dimaksud adalah unit bangunan dengan halaman terbuka, dikelilingi empat pelataran untuk pelajaran ilmu fikih berdasarkan empat aliran, Hanafiy, Syafi'iy, Malikiy dan Hanbaliy. Ilmu Kedokteran pun diajarkan di sekolah ini, tepatnya di bangunan yang berfungsi sebagai rumah sakit.

Lokasi Madrasah Sederhana Tempat Para Ulama Islam Lahir

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER