Di ruangan tersebut, pakaian anak-anak serta penutup kepala juga diperlihatkan.Saya lalu menuju ke ruangan yang menjelaskan soal empat musim di Korea dan bagaimana warga bertahan hidup. Museum berusaha menggambarkan cara mereka kerja di musim semi, gugur, dingin, dan panas atau saat musim panen dan tanam.
Museum juga memperlihatkan alat-alat kerja yang digunakan alat makan, hingga tempat menyimpan makanan. Tak cuma itu, di sini pengunjung diperlihatkan pula tradisi kelahiran hingga kematian warga di Negeri Ginseng.Mereka juga menunjukkan buku-buku pelajaran sekolah era kerajaan dan panduan pedoman hidup.
Menjelajahi museum ini seperti menelusuri peradaban Korea. Saya merasa lebih dekat dan lebih mengenal warga dari masa ke masa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah puas menelusuri peradaban Korea, saya lanjut ke Desa Tradisional Bukchon atau Bukchon Traditional Village. Lokasi ini tak jauh dari area Gyeongbokgung Palace dan Museum Folk.
Bukchon village dulunya merupakan tempat tinggal para bangsawan di era Dinasti Joseon. Area itu menarik dikunjungi karena banyak rumah yang mempertahankan gaya tradisionalnya atau disebut Hanok.
Kampung Bukchon memiliki lorong atau gang yang sempit dan menggambarkan pedesaan zaman dulu di Seoul. Rumah-rumah di sana terpelihara dengan baik dan beberapa bahkan menawarkan penginapan.
Desa di Bukchon sama seperti area penduduk lain. Pengunjung yang ingin menelusuri diimbau untuk tak berisik agar penghuni tak terganggu.
Pihak berwenang Bukchon juga membatasi jam kunjung turis yakni dari pukul 10.00 hingga 17.00.Di luar jam ini, turis dilarang masuk bahkan untuk sekadar mengambil foto.
Saya berkunjung lewat pukul 17.00, sehingga tak bisa mengeksplorasi desa tradisional ini lebih lanjut. Meski demikian di sekitarnya, terdapat rumah Hanok dan gang-gang yang tampak bersih.Saya tetap bisa menikmati suasana pedesaan ala kerajaan di Bukchon Traditional Village dan mengambil beberapa foto.
Di luar jalanan menuju desa tradisional, terdapat toko pernak-pernik dan oleh-oleh. Toko parfum dan skin care pun banyak yang menjajakan diri di sekitar kampung tradisional itu.
(ada/wiw)