Di Indonesia, pepaya merupakan buah tropis yang populer, mudah didapat, dan tinggi nutrisi. Meski demikian, kelompok berikut tidak dianjurkan makan pepaya. Siapa saja?
Pepaya dikenal sebagai sumber vitamin A dan C yang tinggi. Buah ini sangat cocok untuk dikonsumsi kalau Anda mau meningkatkan sistem kekebalan tubuh.
Mengutip Medical News Today, selain vitamin A dan C, pepaya juga kaya akan folat, magnesium, tembaga, asam pantotenat, serat, vitamin B5, B9, beta-karoten, vitamin E, kalsium, kalium, vitamin K, serta likopen yang merupakan antioksidan kuat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, pepaya juga rendah kalori, sehingga banyak orang memasukkannya ke dalam menu diet sehat mereka. Meski demikian, ternyata tidak semua orang dianjurkan untuk mengonsumsinya.
Meski memiliki segudang manfaat kesehatan, pepaya bisa jadi masalah untuk orang-orang tertentu. Mengutip berbagai sumber, berikut ini beberapa kelompok orang yang tidak boleh makan pepaya.
Ibu hamil, terutama yang sedang hamil muda, disarankan untuk menghindari pepaya yang belum matang atau setengah matang.
Mengutip Healthshots, pepaya mentah mengandung zat lateks yang dapat memicu kontraksi rahim dan berpotensi menyebabkan persalinan prematur atau keguguran.
Papain, enzim dalam pepaya, bisa disalahartikan tubuh sebagai prostaglandin yang digunakan untuk memicu persalinan secara medis.
Oleh karena itu, ibu hamil yang ingin mengonsumsi pepaya sebaiknya membatasi jumlahnya dan memilih pepaya yang benar-benar matang.
Pepaya memang kaya vitamin C, tetapi konsumsi vitamin C yang berlebihan dapat memperburuk kondisi batu ginjal.
Vitamin C dalam jumlah tinggi dapat meningkatkan pembentukan batu kalsium oksalat di ginjal dan memperbesar ukuran batu yang sudah ada. Hal ini tentu menyulitkan proses pengeluarannya lewat urine.
Beberapa protein yang terkandung dalam pepaya, seperti papain, chymopapain, caricaine, dan kitinase, bisa memicu alergi.
Bagi orang yang alergi terhadap lateks, konsumsi pepaya berisiko menimbulkan reaksi alergi karena adanya kesamaan protein antara lateks dan pepaya.
Kalau Anda memiliki alergi lateks maka, sebaiknya hindari pepaya dan produk yang mengandung pepaya untuk mencegah reaksi alergi.
![]() |
Orang yang memiliki masalah kardiovaskular, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi pepaya. Protein papain dalam pepaya dipercaya dapat memperlambat detak jantung.
Selain itu, pepaya mengandung senyawa cyanogenic glycosides yang dapat menghasilkan hidrogen sianida dalam sistem pencernaan.
Meskipun jumlahnya kecil dan biasanya tidak berbahaya, senyawa ini bisa memperburuk gejala bagi penderita gangguan irama jantung.
Hipotiroid merupakan kondisi produksi hormon tiroid dalam tubuh kurang dari kebutuhan normal. Hormon ini berperan penting dalam mengatur pertumbuhan, perbaikan sel, dan metabolisme.
Pepaya memiliki efek yang sama seperti pada penderita gangguan jantung, yaitu dapat memperburuk kondisi hipotiroid.
Oleh sebab itu, penderita hipotiroid disarankan menghindari konsumsi pepaya agar kondisi kesehatannya tidak memburuk.
Pepaya sering direkomendasikan bagi penderita diabetes karena kemampuannya membantu mengatur kadar gula darah. Sebaliknya, mengutip Times of India, penderita hipoglikemia alias kondisi gula darah rendah, sebaiknya menghindarinya.
Pepaya justru dapat memperparah keadaan gula darah rendah sebab buah ini memiliki efek anti-hipoglikemik yang menurunkan kadar gula darah.
Hal ini bisa menimbulkan berbagai gejala seperti, kebingungan, gemetar, dan detak jantung cepat.
(rea/els)