Lansia di China Ingin Ceraikan Istrinya karena Naksir Cewek AI

CNN Indonesia
Sabtu, 16 Agu 2025 21:20 WIB
Seorang pria 75 tahun ingin menceraikan istrinya yang sudah menikah bersama selama beberapa dekade karena jatuh cinta dengan perempuan AI.
Ilustrasi. Seorang pria 75 tahun ingin menceraikan istrinya yang sudah menikah bersama selama beberapa dekade karena jatuh cinta dengan perempuan AI. (stevepb/Pixabay)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang pria 75 tahun mengatakan ingin menceraikan istrinya yang sudah menikah dengannya selama beberapa dekade karena jatuh cinta dengan perempuan lain.

Namun perempuan baru yang ia taksir tersebut sejatinya adalah avatar produk akal imitasi (AI) yang sudah berinteraksi dengannya selama beberapa waktu terakhir.

Melansir dari Beijing Daily dan Oddity Central, 14 Agustus 2025, pria di China tersebut bernama Jiang dan menemukan perempuan AI itu saat berselancar di media sosial.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jiang yang belum akrab dengan perkembangan teknologi tidak menyadari bahwa perempuan cantik dan manis yang berinteraksi dengannya sebenarnya tidak ada di dunia nyata.

Sebab AI tersebut selalu menanggapi Jiang dalam berbicara dan membuat kakek-kakek itu nyaman, Jiang mulai menaruh rasa walaupun gerakan bibir dan suara perempuan itu tidak sinkron.

Lama-kelamaan, Jiang menjadi terobsesi dengan perempuan tersebut dan menghabiskan waktunya dengan ponsel yang kemudian membuat istri Jiang yang asli kesal.

Suatu kali, istri Jiang mengungkapkan kekesalannya karena pria itu terlalu menghabiskan waktu dengan ponsel. Namun bukannya sadar, Jiang malah mengatakan ingin bercerai dengan istrinya itu.

Alasannya tentu saja karena Jiang sudah jatuh cinta dengan perempuan yang ia temui di ponsel dan mengisi hari-harinya itu.

Ketika anak-anak Jiang mengetahui tingkah bapak mereka, mereka langsung berusaha menyadarkan Jiang dan memberitahunya bahwa perempuan itu hanyalah AI dan tidak ada di dunia nyata.

Beijing Daily menyebut kasus ini bukan yang baru atau jarang terjadi di China.

Para lansia di China, terutama yang kesepian dan memiliki masalah mobilitas, semakin rentan menjadi korban konten buatan AI yang makin realistis.

Dari pakar berjas yang tampak profesional hingga pembawa berita dan siswi-siswi yang imut, terdapat beragam karakter AI yang melayani berbagai kebutuhan emosional pengguna internet.

Kebanyakan dari karakter itu dibuat untuk mendorong konsumsi, mempromosikan berbagai produk yang dibeli banyak lansia tanpa ragu. Namun avatar serupa juga digunakan untuk menyebarkan propaganda dan menciptakan ketergantungan emosional.

Para ahli memperingatkan keluarga dengan kerabat lansia untuk memantau aktivitas daring mereka dengan cermat, terutama jika mereka menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gawai.

(end/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER