Mengenal Askariasis, Infeksi Cacing yang Dialami Balita Sukabumi

CNN Indonesia
Rabu, 20 Agu 2025 17:30 WIB
Ilustrasi. Balita asal Sukabumi, Raya (4), didiagnosis mengalami askariasis sebelum meninggal dunia. (iStockphoto/Gajus)
Jakarta, CNN Indonesia --

Lebih dari 1 kilogram (kg) cacing hidup dikeluarkan dari tubuh seorang balita bernama Raya (4) sebelum akhirnya dia meninggal dunia. Raya didiagnosis terkena askariasis, infeksi akibat cacing gelang yang memenuhi hampir seluruh tubuhnya.

Mengutip laman Cleveland Clinic, askariasis adalah infeksi parasit pada usus yang disebabkan oleh cacing gelang (Ascaris lumbricoides). Cacing ini termasuk golongan soil-transmitted helminth (STH), yakni cacing yang siklus hidupnya sangat bergantung pada tanah.

Telur cacing keluar bersama tinja orang yang terinfeksi, lalu mencemari tanah, air, atau makanan.

Jika seseorang tanpa sengaja menelan telur cacing lewat sayur atau buah yang tidak dicuci bersih atau melalui tangan yang kotor setelah bermain tanah, maka telur akan menetas di usus kecil. Dari sana, larva cacing bisa bermigrasi melalui aliran darah menuju paru-paru, lalu kembali ke usus untuk tumbuh menjadi cacing dewasa.

Cacing betina dewasa mampu bertelur hingga 200 ribu butir per hari. Jika jumlahnya tidak terkendali, tubuh manusia bisa dipenuhi ribuan hingga jutaan cacing.

Gejala infeksi cacing gelang

Banyak orang tidak menyadari dirinya terinfeksi askariasis karena gejalanya yang samar.

Infeksi ringan biasanya tidak menimbulkan keluhan. Gejala baru bisa jelas jika jumlah cacing cukup banyak.

Cacing yang berada di paru-paru akan memunculkan gejala batuk kering, sesak napas, mengi, bahkan terkadang batuk berdarah.

Jika cacing berada di usus, maka akan muncul perasaan mual, sakit perut, muntah, diare, nafsu makan menurun, hingga penurunan berat badan.

Jika kasus sudah berat, maka cacing dapat menyumbat usus, menyebabkan malnutrisi. Dalam kondisi ekstrem, infeksi cacing bisa berakibat fatal seperti yang dialami Raya.

Mengapa anak-anak lebih rentan?

Ilustrasi. Anak-anak lebih rentan terhadap infeksi cacing gelang. (iStock/T Turovska)

Menukil laman Mayo Clinic, anak kecil sering bermain di tanah dan belum terbiasa menjaga kebersihan tangan.

Kebiasaan memasukkan tangan ke mulut tanpa memperhatikan kebersihan membuat mereka lebih mudah menelan telur cacing.

Namun demikian, askariasis bisa diobati dengan obat antiparasit yang efektif membunuh cacing dewasa. Hanya saja, mencegah jelas lebih baik daripada mengatasi.

Berikut beberapa cara mencegah infeksi cacing gelang yang bisa diterapkan:

- rutin minum obat cacing setiap enam bulan sekali, terutama untuk anak-anak;
- membiasakan cuci tangan dengan sabun sebelum makan atau setelah bermain;
- mencuci bersih sayuran dan buah, atau mengupasnya sebelum dimakan;
- menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan kotoran tidak mencemari tanah atau sumber air.

(tis/asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK