Mungkin terdengar menggelikan, tetapi faktanya cacing bisa hidup di dalam tubuh manusia. Berikut beberapa jenis cacing yang menginfeksi manusia bahkan, bisa bertahan sampai bertahun-tahun jika tidak ditangani dengan baik.
Infeksi cacing paling sering terjadi di daerah dengan sanitasi buruk, akses air bersih terbatas, atau kebiasaan higienitas yang rendah. Organisme parasit ini bertahan hidup dengan cara menyerap nutrisi dari inangnya, bahkan sebagian bisa bertahan bertahun-tahun jika tidak ditangani.
Anak-anak menjadi kelompok yang lebih rentan karena sering terpapar tanah, air, atau makanan yang terkontaminasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus kematian Raya, balita di Sukabumi, Jawa Barat, mengingatkanmasyarakat akan bahaya infeksi cacing.
Di sisi lain, beberapa jenis cacing bahkan nyaris tak terlihat dengan mata telanjang, namun efeknya pada kesehatan bisa sangat serius.
Berikut adalah jenis-jenis cacing yang umum menginfeksi manusia, melansir berbagai sumber.
Cacing kecil berwarna putih ini sering menginfeksi usus besar dan rektum. Gejalanya khas, rasa gatal di sekitar anus, terutama pada malam hari ketika cacing betina bertelur.
Penularan bisa terjadi lewat kontak tangan ke mulut setelah menggaruk, atau melalui pakaian dan sprei yang terkontaminasi.
Cacing pita bisa bertahan di tubuh manusia hingga 25 tahun. Penularannya melalui daging babi atau sapi yang dimasak tidak matang. Gejalanya meliputi mual, diare, pusing, penurunan berat badan, hingga malnutrisi.
Jenis ini sering ditemukan di daerah dengan sanitasi buruk. Telur cacing gelang masuk ke tubuh melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Ukurannya bisa mencapai 35 centimeter dan menyebabkan gejala seperti batuk, demam, hingga penurunan berat badan.
Cacing ini menular lewat gigitan nyamuk. Larva masuk ke dalam darah dan bisa menyebabkan pembengkakan pada kaki atau area genital. Infeksi kronis berisiko berkembang menjadi filariasis atau kaki gajah.
![]() |
Dikenal sebagai liver fluke, cacing ini masuk ke tubuh melalui sayuran mentah seperti selada air atau air minum yang terkontaminasi. Infeksi bisa merusak hati dan saluran empedu, menimbulkan sakit perut, demam, hingga mual.
Cacing cambuk hidup di usus besar manusia. Telurnya bisa masuk lewat tanah, sayur, atau buah yang tidak dicuci bersih. Infeksi berat menyebabkan diare berdarah, anemia, bahkan gangguan tumbuh kembang pada anak.
Telur cacing tambang bisa menetas di tanah. Larvanya mampu menembus kulit, terutama saat seseorang berjalan tanpa alas kaki. Di dalam usus, mereka menempel pada dinding dan menghisap darah, memicu anemia, lemas, dan sakit perut.
(tis/els)