Saran Psikolog Agar Tetap 'Waras' di Tengah Banjir Informasi Negatif
Beberapa pekan terakhir, ruang publik Indonesia kembali dipenuhi kabar yang kurang mengenakan. Mulai dari demonstrasi di berbagai daerah, penjarahan, hingga kerusuhan yang memunculkan rasa takut dan cemas.
Di tengah kondisi itu, sikap pemerintah yang dianggap lambat merespons justru membuat keresahan masyarakat semakin bertambah.
Arus informasi negatif pun makin deras. Notifikasi berita di ponsel seolah tak berhenti, media sosial penuh video dan komentar panas, sementara grup chat keluarga atau teman kerap jadi wadah penyebaran kabar tak terverifikasi.
Semua ini tentu berpotensi menggerus kesehatan mental.
Psiokolog dari Tabula rasa, Arnold Lukito mengatakan, penting bagi setiap orang untuk lebih sadar dalam mengelola paparan informasi dan menjaga keseimbangan diri.
"Paparan kabar buruk terus-menerus bisa membuat kita cemas, stres, bahkan merasa tidak berdaya. Karena itu, kita perlu strategi untuk melindungi kewarasan," kata dia saat dihubungi CNNIndonesia.com melalui pesan singkat, Selasa (2/9).
Dia pun merinci, beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kewarasan di tengah situasi yang kurang kondusif, yakni sebagai berikut:
1. Batasi paparan berita
Jangan biarkan diri Anda tenggelam dalam banjir informasi. Pilih satu hingga dua sumber terpercaya dan tetapkan waktu tertentu untuk membaca berita. Hindari menyalakan notifikasi tanpa henti yang hanya menambah rasa panik.
2. Lakukan digital detox berkala
Berikan jeda pada pikiran. Kurangi konsumsi media sosial atau grup chat yang dipenuhi kabar buruk, hoaks, maupun narasi provokatif yang belum jelas kebenarannya.
3. Bangun rutinitas menenangkan
Aktivitas sederhana seperti olahraga, doa atau meditasi, serta menekuni hobi bisa membantu menurunkan stres sekaligus mengembalikan rasa kontrol atas hidup.
4. Tetap terhubung dengan orang lain
Dukungan sosial adalah "penyangga" penting bagi kesehatan mental. Luangkan waktu berbicara dengan keluarga atau teman, atau sekadar melakukan aktivitas bersama.
5. Fokus pada hal yang bisa dikendalikan
Alihkan perhatian pada hal-hal konkret yang ada dalam jangkauan Anda: menjaga kesehatan, bekerja dengan baik, atau membantu orang lain dalam lingkup kecil. Ini memberi rasa berdaya di tengah ketidakpastian.
6. Cari bantuan profesional
Jika rasa cemas, takut, atau sedih sudah mengganggu tidur, pekerjaan, maupun hubungan, jangan ragu berkonsultasi dengan tenaga profesional.
Arnold menekankan, di situasi penuh ketidakpastian, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan menjaga kesehatan fisik.
"Kita bisa tetap waras dengan cara sederhana, batasi asupan informasi, tenangkan diri lewat rutinitas sehat, perkuat dukungan sosial, dan fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan," tuturnya.
(tis/tis)