Maskapai Ini Usulkan Larangan Pilot Berjenggot, Apa Alasannya?

CNN Indonesia
Kamis, 04 Sep 2025 17:00 WIB
Maskapai Qantas tengah mempertimbangkan larangan berjenggot untuk semua pilot setelah sebuah studi mengenai keamanan masker oksigen.
Ilustrasi pria berjenggot. (istockphoto./gilaxia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Maskapai Qantas tengah mempertimbangkan larangan berjenggot untuk semua pilot setelah sebuah studi mengenai keamanan masker oksigen.

Maskapai penerbangan unggulan Australia itu secara kontroversial mengusulkan kebijakan penampilan ini untuk para kapten pesawat mereka.

Janggut sudah dilarang untuk pilot yang mengoperasikan layanan utama Qantas dan Jetstar. Maskapai itu dilaporkan ingin memperluas persyaratan cukur bersih ini hingga penerbangan regional QantasLink.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut media Australian Aviation, tinjauan keselamatan oleh perusahaan pertahanan Inggris QinetiQ menyatakan bahwa janggut dapat mengganggu kerapatan masker oksigen dan mengurangi efektivitasnya dalam keadaan darurat.

Namun, studi Universitas Aeronautika Embry-Riddle tahun 2024 menemukan "tidak ada bukti bahwa rambut wajah menyebabkan kebocoran masker, hipoksia, atau bahan kimia yang memengaruhi kinerja."

Penelitian itu melibatkan 24 peserta dengan rambut wajah yang berbeda untuk menguji apakah janggut memengaruhi kerapatan masker.

Maskapai Qantas telah membuka masa konsultasi dari 15 Juli hingga 12 Agustus 2025 untuk mengumpulkan masukan dari pilot.

Qantas mendapat reaksi keras dari Federasi Pilot Udara Australia (AFAP) atas usulan larangan rambut wajah tersebut.

AFAP mengatakan bahwa kebijakan larangan berjenggot sudah "ketinggalan zaman dan berdasarkan ilmu pengetahuan usang."

Mereka menambahkan bahwa Virgin Australia mengizinkan jenggot yang rapi untuk awak pesawatnya, "begitu juga Emirates, Etihad, dan Cathay."

AFAP juga menyebut, larangan rambut wajah oleh Angkatan Udara Kerajaan Australia (RAAF) telah dicabut pada akhir tahun 2022, asalkan janggut tetap rapi.

Federasi tersebut menilai langkah Qantas itu "kurang konsultasi yang tepat dengan karyawan" dan "tidak menghargai keberagaman pekerja."

Pada 2023, Qantas mengumumkan perubahan pada "panduan gaya dan penampilan" sebagai respons atas masukan staf dan tekanan dari Serikat Layanan negara tersebut.

(wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER