Jakarta, CNN Indonesia --
Maskapai penerbangan komersial menerapkan berbagai tindakan pencegahan untuk menjaga keselamatan penumpang dan menghindari keadaan darurat saat penerbangan. Para pilot harus melewati pemeriksaan kesehatan ketat dan mengevaluasi kondisi diri sebelum setiap penerbangan untuk memastikan mereka layak terbang.
Jika seorang pilot sakit di tengah penerbangan, pilot lainnya akan mengambil alih kendali penuh, dan bantuan medis bisa dikoordinasikan dari jarak jauh.
Meski pilot komersial mungkin menerbangkan pesawat jumbo seberat 900.000 pon dengan ratusan penumpang, mereka tetaplah manusia biasa. Seperti kita, sistem kekebalan tubuh mereka bisa melemah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun jarang terjadi, pilot bisa saja sakit atau cedera saat bertugas, dan dalam kasus yang sangat langka, mereka bahkan bisa meninggal di tengah penerbangan.
Tahun lalu, sebuah penerbangan Turkish Airlines dari Seattle, AS menuju Istanbul terpaksa melakukan pendaratan darurat di New York setelah pilot berusia 59 tahun pingsan dan meninggal beberapa jam setelah penerbangan yang dijadwalkan berlangsung selama 12 jam.
Beruntung, insiden tragis seperti ini jarang berujung pada kecelakaan atau situasi yang membahayakan penumpang. Berikut adalah penjelasan tentang apa yang terjadi jika pilot sakit saat penerbangan.
Langkah-langkah Pencegahan
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar pilot yang sakit tidak akan pernah naik ke pesawat sejak awal. "Ini karena kami menilai 'Kelayakan untuk Terbang' sebelum setiap penerbangan," jelas Adam Cohen, seorang kapten di SkyWest Airlines.
Seperti dilansir Travel and Leisure, salah satu panduan yang digunakan, yang dikeluarkan oleh FAA (Otoritas Penerbangan Federal Amerika Serikat), adalah IMSAFE Checklist.
Huruf-huruf dalam daftar periksa ini adalah singkatan dari:
- Illness (Penyakit)
- Medication (Obat-obatan)
- Stress (Stres)
- Alcohol (Alkohol)
- Fatigue (Kelelahan)
- Emotion (Emosi)
Jika seorang pilot tidak merasa 100 persen dalam salah satu kategori tersebut, atau mereka terpengaruh oleh obat-obatan atau konsumsi alkohol, mereka harus menahan diri untuk tidak terbang dan memberi tahu dokter mereka.
Selain itu, untuk menerbangkan pesawat komersial yang membawa lebih dari enam penumpang, semua pilot memerlukan sertifikat medis yang dikeluarkan oleh Pemeriksa Medis Penerbangan resmi.
Sertifikat ini memastikan mereka sehat secara fisik dan mental. Sertifikat ini hanya berlaku selama 6-12 bulan, tergantung pada usia pilot. Pilot juga harus diperiksa oleh dokter secara rutin dan tidak boleh mengalami obesitas parah atau memiliki masalah penyalahgunaan zat.
Meskipun FAA dan maskapai telah berupaya keras memastikan pilot komersial dalam kondisi sehat, bahkan mereka diberi makanan yang berbeda untuk mencegah seluruh kru kokpit mengalami keracunan makanan, sesekali pilot bisa sakit saat bertugas. Namun, ini tidak selalu berarti situasi darurat.
"Jika seorang pilot sakit atau tidak berdaya saat penerbangan, pilot lainnya sepenuhnya memenuhi syarat untuk mengambil alih dan mengendalikan pesawat dengan aman," kata Rock Saddy, seorang pilot dan penghubung untuk Cirrus Aviation Services.
Penerbangan komersial selalu memiliki setidaknya dua pilot terlatih di kokpit. Untuk rute jarak jauh, kadang-kadang ada pilot cadangan tambahan di dalam pesawat. Selain menjaga kenyamanan penumpang, pramugari juga dilatih untuk membantu dalam keadaan darurat medis.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), pesawat di Amerika Serikat yang memiliki satu atau lebih pramugari wajib dilengkapi dengan alat defibrillator eksternal otomatis (AED) yang disetujui FDA, serta kotak P3K dan perlengkapan medis darurat yang berisi obat-obatan tertentu yang tidak ditemukan di kotak P3K biasa.
Saddy menambahkan bahwa banyak maskapai juga memiliki akses 24/7 ke layanan sepertiMedLinkyang menghubungkan kru penerbangan dengan dokter ruang gawat darurat melalui telepon, satelit, atau radio.
Jika pilot sakit parah, dokter terlatih akan menginstruksikan pilot yang mengambil alih untuk mengalihkan penerbangan ke bandara terdekat yang paling sesuai agar pilot yang sakit dapat segera mendapatkan perawatan medis.
Relawan Penumpang
Banyak penumpang yang sering bepergian pasti pernah mendengar pengumuman dari kru kabin yang meminta penumpang yang berprofesi sebagai dokter atau perawat untuk menawarkan bantuan jika terjadi keadaan darurat medis.
Karena hal ini cukup sering terjadi (meskipun paling sering yang membutuhkan bantuan adalah penumpang, bukan pilot), maka Undang-Undang Bantuan Medis Penerbangan yang disahkan pada tahun 1998 mencakup pasal yang melindungi staf medis dari tuntutan hukum jika mereka memberikan perawatan medis "dengan itikad baik" dalam keadaan darurat.
Namun, perlindungan ini hanya berlaku untuk penerbangan domestik di Amerika Serikat dan mungkin tidak mencakup penerbangan internasional. Selain itu, jika Anda mengonsumsi alkohol, Anda bisa bertanggung jawab atas pelanggaran atau kelalaian.
Pada akhirnya, keputusan untuk melangkah maju dan membantu adalah pilihan pribadi, jadi pastikan Anda memahami peraturan yang berlaku sebelum bepergian.