Jengkol merupakan salah satu sayuran yang punya bau menyengat. Aroma jengkol yang khas ini tidak kalah menyengatnya dengan petai.
Meski demikian, banyak orang yang gemar makan jengkol. Soalnya, jengkol bisa diolah menjadi hidangan yang lezat, mulai dari balado, semur, hingga diolah jadi rendang.
Hanya saja, di balik kenikmatannya, makan jengkol secara berlebihan bisa menimbulkan masalah serius.Hal ini utamanya terjadi pada beberapa orang dengan kondisi kesehatan tertentu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jengkol memang mengandung berbagai nutrisi penting. Mengutip iNaturalist, jengkol mengandung karbohidrat, protein nabati, vitamin A, vitamin D, kalsium, dan zat besi yang baik bagi tubuh.
Sayangnya, kandungan asam jengkolat di dalamnya bisa berdampak negatif bagi kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki penyakit tertentu.
Penting untuk mengetahui siapa saja yang sebaiknya menghindari konsumsi jengkol agar tidak memperburuk kondisi kesehatan. Merangkum dari berbagai sumber, ini dia daftarnya.
Mengutip laman Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI), jengkol mengandung asam jengkolat, yaitu jenis asam amino yang mengandung sulfur. Asam ini dapat membentuk kristal yang menumpuk di ginjal dan menyebabkan penyumbatan saluran kemih.
Kondisi ini dikenal sebagai keracunan jengkol atau djengkolism. Gejalanya antara lain nyeri perut, mual, muntah, bahkan gagal ginjal akut.
![]() |
Bagi penderita asam urat, makan jengkol sebaiknya dihindari. Asam jengkolat dapat memicu pembentukan kristal yang memperparah gejala asam urat.
Banyak ahli menyarankan agar penderita asam urat membatasi konsumsi jengkol untuk menghindari potensi kambuhnya penyakit.
Meski demikian, hubungan langsung antara jengkol dan asam urat masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Orang dengan gangguan hati juga disarankan untuk tidak makan jengkol. Studi pada hewan menunjukkan, ekstrak asam jengkolat dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati.
Meskipun penelitian masih terbatas, langkah pencegahan dengan menghindari jengkol tetap dianjurkan bagi penderita masalah hati.
Orang yang memiliki gangguan pencernaan juga bisa mengalami keracunan jengkol. Menurut laman RS Mohammad Hoesin, keracunan jengkol biasanya muncul dalam 5 hingga 12 jam setelah konsumsi.
Gejalanya antara lain nyeri perut, diare, muntah, dan rasa sakit saat buang air kecil. Faktor risiko keracunan tersebut meliputi daya tahan tubuh, jumlah jengkol yang dimakan, keasaman lambung, serta cara pengolahan jengkol itu sendiri.
Kalau kamu memiliki masalah pencernaan, sebaiknya hindari makan jengkol untuk mencegah komplikasi yang tidak diinginkan.
![]() |
Jengkol juga bisa menyebabkan gejala alergi. Ada beberapa orang yang bisa mengalami reaksi alergi setelah makan jengkol.
Gejala alergi tersebut antara lain berupa gatal-gatal, mual, muntah, hingga pembengkakan tubuh. Adapun alergi merupakan reaksi berlebihan sistem imun terhadap zat tertentu.
Kalau kamu merasakan gejala alergi setelah makan jengkol, segera hentikan konsumsi dan cari penanganan medis.
Makan jengkol memang memberikan cita rasa dan manfaat nutrisi. Namun bagi beberapa kelompok pengidap penyakit ini, konsumsi jengkol bisa berbahaya dan memperburuk kondisi kesehatan.