Beberapa orang percaya, minum sambil berdiri bisa berbahaya untuk kesehatan. Benarkah demikian?
Air punya peran penting untuk tubuh. Bukan hanya untuk tetap terhidrasi, tapi asupan air yang cukup juga diperlukan untuk memastikan tubuh berfungsi dengan baik.
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orang dewasa umumnya dianjurkan mendapatkan asupan 2 liter atau sekitar 8 gelas air per hari.
Air bisa diminum kapan saja saat haus. Beberapa orang bahkan memilih minum air saat berdiri di pinggir jalan, misalnya.
Tak ada yang salah dengan minum air sambil berdiri. Namun, beberapa orang percaya bahwa kebiasaan ini bisa berujung pada masalah kesehatan.
Bahaya minum air sambil berdiri yang dipercaya masyarakat
![]() |
Mengutip Healthshots, saat berdiri, tubuh dan jaringan berada dalam kondisi tegang. Hal ini membuat air mengalir deras ke seluruh tubuh, mengganggu keseimbangan cairan yang ada.
Minum air sambil berdiri dipercaya dapat mengganggu sistem pencernaan. Pasalnya, air akan mengalir dengan cepat dan kuat melalui saluran pencernaan dan langsung jatuh ke perut bagian bawah saat berdiri.
Beberapa juga percaya kebiasaan minum sambil berdiri berpotensi memicu artritis. Hal ini disebabkan oleh penumpukan cairan di persendian yang kemungkinan terjadi saat minum sambil berdiri hingga menyebabkan artritis.
Selain itu, ada juga yang percaya bahwa kebiasaan minum sambil berdiri buruk untuk ginjal. Konon, ginjal terbukti menyaring lebih baik saat duduk.
Dokter seleb Abby Phillips membantah mitos soal bahaya minum sambil berdiri tersebut. Menurutnya, tak ada masalah berarti yang muncul akibat kebiasaan tersebut.
"Sama sekali tidak ada masalah minum air sambil berdiri atau duduk. Yang penting jangan minum air sambil berbaring karena dapat menyebabkan aspirasi," ujar Phillips, mengutip Times of India.
Baik diminum saat duduk maupun berdiri, lanjut Phillips, air akan diserap ke dalam tubuh dengan cepat.
Air pada dasarnya memiliki 100 persen bioavailabilitas oral dan diserap dengan cepat melalui dinding usus, terutama usus halus. Penyerapan hampir lengkap, cepat, dan terutama terjadi di bagian awal usus halus.
"Air yang diserap kemudian didistribusikan secara proporsional dalam kompartemen cairan tubuh," ujar Phillips.
Sebanyak 66 persen ke dalam cairan intraseluler; 25,5 persen ke dalam cairan interstisial; dan 8,5 persen ke dalam volume darah yang bersirkulasi.
"Eliminasi melalui ginjal, di mana fraksi yang disaring diserap kembali oleh mekanisme yang sangat diatur," ujar Phillips.
Alih-alih fokus pada cara meminumnya, Anda justru dianjurkan untuk fokus pada cara meningkatkan asupannya.
"Tubuh kita membutuhkan air untuk berbagai fungsi tubuh, dan dehidrasi dapat menyebabkan kerusakan serius," ujarnya.