Pertama di Dunia, Indonesia Pakai Sistem Imigrasi 'Seamless Corridor'
Indonesia menjadi negara pertama di dunia yang menerapkan sistem biometrik "seamless corridor" atau koridor tanpa hambatan, yang memungkinkan penumpang atau pelancong melewati pemeriksaan imigrasi tanpa perlu berhenti.
Teknologi terobosan ini, yang didukung oleh solusi Artificial intelligence (AI) dari Amadeus, adalah yang pertama dari jenisnya secara global.
Langkah ini merupakan bagian dari program "All Indonesia" yang dicanangkan pemerintah, yang bertujuan untuk merampingkan prosedur imigrasi bagi kedatangan internasional dan meningkatkan efisiensi bandara.
Dua koridor seamless corridor saat ini sedang dipasang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, dengan rencana koridor ketiga di Bandara Internasional Juanda Surabaya.
Pada fase pertama, prioritas penggunaan akan diberikan kepada para lansia dan penumpang berkebutuhan khusus, yang dapat mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi All Indonesia.
Menurut Rudy Daniello, seorang pejabat senior di Amadeus, kombinasi identitas digital dan biometrik pada titik-titik layanan utama bandara telah mewujudkan pengalaman perjalanan yang benar-benar mulus dan aman, tanpa dokumen, tanpa antrean, dan tanpa hambatan fisik.
"Seamless Corrdor adalah 'permata di mahkota' portofolio menyeluruh kami untuk perjalanan tanpa hambatan, membantu menghilangkan hambatan dan antrean di perbatasan. Dikombinasikan dengan inovasi dalam identitas digital dan biometrik di titik-titik layanan bandara utama, akhirnya maskapai penerbangan, bandara, dan pemerintah dapat menyediakan pengalaman yang benar-benar lancar dan aman, bebas dari pemeriksaan dokumen, antrean, dan hambatan," jelas Rudy Daniello, seperti dilansir situs resmi Amadeus.
Prosesnya melibatkan beberapa langkah kunci:
1. Berbagi Data Awal: Penumpang membagikan detail paspor mereka terlebih dahulu.
2. Pemeriksaan Latar Belakang: Pemeriksaan latar belakang diselesaikan sebelum mereka tiba di bandara.
3. Otentikasi Akhir: Otentikasi terakhir dilakukan saat penumpang melewati koridor biometrik.
Teknologi seamless corridor ini sebetulnya bukan hal yang sepenuhnya baru bagi Indonesia. Sebelumnya, teknologi serupa telah digunakan untuk memfasilitasi masuknya jamaah haji dan umrah.
Diperkirakan 220.000 orang melakukan perjalanan antara Indonesia dan Arab Saudi setiap tahunnya. Selama periode uji coba, koridor tersebut memproses lebih dari 30 lintasan perbatasan per menit dan melayani total 50.000 penumpang.
(wiw)