Kenali Penyebab Rambut Rontok saat Menopause dan Cara Mengatasinya
Rambut rontok ketika menopause merupakan kondisi yang umum terjadi. Salah satu penyebab rambut rontok saat menopause adalah perubahan hormon.
Perubahan hormon saat menopause, khususnya penurunan kadar estrogen dan progesteron menyebabkan serat rambut menjadi lebih tipis, tumbuh lebih lambat, hingga kerontokan.
Rambut memang mengalami siklus rontok dan tumbuh lagi secara alami. Namun jika rambut mengalami kerontokan lebih dari 100 helai per hari, penting untuk mengenali penyebabkan.
Rambut yang rontok berlebihan tentu dapat menimbulkan kekhawatiran, terutama jika terjadi secara tiba-tiba. Penyebabnya pun beragam, salah satunya adalah karena menopause yang membuat terjadinya perubahan hormon pada wanita.
Penyebab rambut rontok saat menopause
Dirangkum dari Healthline dan sumber lainnya, berikut beberapa penyebab rambut rontok ketika menopause.
1. Perubahan hormon
Penurunan hormon saat menopause memicu kadar estrogen dan progesteron menurun, yang membuat pertumbuhan rambut melambat dan rambut menjadi jauh lebih tipis.
Hal ini karena kedua hormon tersebut berperan penting dalam siklus pertumbuhan rambut. Saat mengalami penurunan kadar hormon, bisa mempercepat transisi rambut ke fase rontok.
2. Stres
Ketika mengalami stres saat menopause, kadar hormon kortisol di tubuh akan mengalami peningkatan.
Meningkatnya kadar hormon ini dapat mengganggu fungsi sel-sel yang berperan dalam pertumbuhan dan regenerasi rambut, sehingga rambut menjadi rontok.
3. Efek samping obat
Beberapa obat-obatan dapat menyebabkan kerontokan rambut, seperti obat tekanan dan pengencer darah, obat kemoterapi, dan antidepresan.
Pil KB atau gangguan hormon seperti hipotiroid dan hipertiroid juga dapat mengganggu keseimbangan kadar hormon di tubuh, yang membuat rambut menjadi lebih mudah rontok.
4. Kekurangan nutrisi
Kekurangan zat gizi tertentu, bisa menyebabkan rambut menjadi rapuh dan mudah patah. Misalnya, kekurangan gizi karena diet ketat saat menopause.
Pasalnya, rambut memerlukan asupan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kuat dan sehat sehingga ketika tubuh kekurangan nutrisi, rambut akan mengalami kerontokan berlebih.
Beberapa nutrisi yang dapat memengaruhi pertumbuhan rambut adalah protein, zat besi, zinc, dan vitamin D.
5. Kondisi medis tertentu
Kondisi medis lain saat menopause juga dapat menjadi penyebab kerontokan rambut. Misalnya diabetes, lupus, atau gangguan autoimun lainnya dapat memengaruhi sistem kekebalan tubuh.
Rambut rontok juga bisa menjadi gejala dari masalah tiroid atau kekurangan vitamin tertentu, yang umum terjadi pada usia paruh baya.
Cara mengatasi rambut rontok ketika menopause
Untuk mengatasi rambut rontok saat menopause, Anda dapat menerapkan beberapa cara berikut:
1. Kurangi stres
Menjaga tingkat stres penting untuk mencegah ketidakseimbangan hormon. Penurunan produksi estrogen dapat memengaruhi kimia otak Anda dan menyebabkan perubahan suasana hati, kecemasan, dan depresi.
Melakukan yoga dan metode relaksasi pernapasan lainnya sangat efektif dalam melawan gejala menopause. Berolahraga secara teratur juga dapat membantu mengurangi stres.
2. Pola makan sehat
Mengonsumsi makanan seimbang dan rendah lemak adalah pertahanan terbaik terhadap kerontokan rambut.
Pastikan makanan mengandung ikan, daging, sayuran, dan buah-buahan. Minum teh hijau dan mengonsumsi suplemen vitamin B6 dan asam folat juga dapat membantu memulihkan pertumbuhan rambut.
Asam lemak esensial juga memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan rambut.
3. Merawat rambut
Merawat rambut merupakan langkah yang tidak kalah penting saat mengalami kerontokan. Gunakan sampo dan kondisioner yang diformulasikan khusus untuk menebalkan rambut atau mengandung bahan-bahan seperti keratin, biotin, atau ginseng.
Hindari produk dengan bahan kimia keras seperti paraben. Hindari juga penggunaan alat penata rambut panas seperti pengering rambut, catokan, dan pengeriting untuk mencegah kerusakan rambut.
Bahan-bahan alami seperti lidah buaya, minyak kelapa, atau minyak rosemary dapat digunakan untuk menutrisi rambut dan kulit kepala.
(juh)