Menemukan Kota Cinta Bagi Zidane di Perancis

Dika Dania Kardi | CNN Indonesia
Selasa, 21 Jun 2016 23:05 WIB
Tahukah anda? Kota tuan rumah laga terakhir Grup D antara Kroasia dan Spanyol, Bordeaux, adalah kota penuh makna bagi maestro sepak bola Zinedine Zidane.
Zinedine Zidane memiliki kenangan indah di kota Bordeaux. (REUTERS/Susana Vera)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bisakah anda menyebutkan kota yang penuh Cinta di Perancis? Sebagian besar akan menyebutkan Paris. Ibu kota negara Perancis itu memang dikenal sebagai salah satu kota teromantis sejagat.

Setidaknya ada 20 lokasi romantis yang juga menginspirasi tempat lain dunia untuk mengungkapkan keteguhan cinta sepasang kekasih di Paris. Itu estidaknya yang dikutip dari situs perjalanan lokal Parisbym.com.

Beberapa di antaranya adalah puncak menara Eiffel, di depan Carrousel du Louvre, atau jembatan yang melintasi sungai Seine, Pont Alexandre III.

Namun, bagi maestro sepak bola Perancis, Zinedine Zidane, kota penuh cinta di Perancis adalah Bordeaux. Kota yang akan menjadi tuan rumah laga terakhir Grup D Piala Eropa antara Spanyol dan Kroasia pada Selasa (21/6) malam waktu setempat.

Zidane yang lahir di Marseille pada 23 Juni 1972 itu menghabiskan empat tahun berada di kota Bordeaux. Kurun waktu 1992 hingga 1996 ia habiskan di pinggiran Sungai Garonne bersama klub kota tersebut.

Pria keturunan Aljazair itu pun kali pertama merasakan pentas internasional dan debut timnas Perancis saat masih membela klub sepak bola Bordeaux.

Gelar Piala Intertoto 1995 dan ikut mengantar klub berjuluk Les Girondins itu ke final Piala UEFA (sekarang Liga Europa) jadi salah satu prestasi mantan playmaker terkemuka dunia tersebut.

"Ada ritual dari orang-orang di sini, ketika mereka melihat anda berjuang mereka akan mulai berteriak 'Zizou! Zizou!', dan itu menekan saya, mereka [suporter Bordeaux] membantu saya berkembang," ujar Zidane seperti dikutip dari harian Spanyol, Marca.

Zizou adalah sapaan akrab suporter Perancis terhadap Zidane. Pada musim panas 1996, Zidane meninggalkan Bordeaux. Ia meninggalkan Perancis.

Ia memilih untuk hijrah ke kompetisi yang lebih ketat, yang lebih populer yakni Serie A Italia. Pada dekade 1990an kompetisi sepak bola Italia adalah yang terpopuler sejagat dan menjadi tujuan para bintang sepak bola dunia kala itu.

Kota Turin, markas klub Juventus yang menjadi tujuan Zidane. Setelah menyumbang dua Scudetto, satu trofi Piala Super Eropa, Piala Interkontinental, Piala Intertoto, dan Piala Super Italia Zidane pun hijrah dari Italia.

Dia menjadi salah satu pemain termahal dunia ketika dibeli raksasa Spanyol, Real Madrid. Dia menjadi bagian dari upaya Presiden Madrid Florentino Perez memenuhi Santiago Bernabeu dengan para pemain bintang, Los Galacticos.

Sejak musim panas 2001 itu, Zidane tak pernah pergi dari Madrid hingga kini. Dia menggantung sepatu di Madrid pada akhir musim 2005/06.

Kini, Zidane adalah pelatih utama Real Madrid. Satu trofi Liga Champions sudah ia persembahkan bagi Los Blancos dengan jabatannya sebagai pelatih.

Madrid adalah rumah kedua bagi Zidane, namun diakui pria yang kini berusia 43 tahun itu Bordeaux akan selalu ada di hatinya. Bordeaux adalah kota penuh cinta bagi Zidane.

(kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER