Jakarta, CNN Indonesia -- Otoritas sepak bola Eropa (UEFA) dituduh melempar tanggung jawab terhadap kerusakan pada rumput beberapa stadion yang digunakan di Piala Eropa 2016.
Asosiasi pengurus rumput stadion Perancis mengatakan, kritik soal kondisi rumput lapangan yang tak sesuai standar seharusnya diarahkan kepada UEFA dan juga konsultan lapangan yang mereka sewa.
Pada Jumat pekan lalu, UEFA menyampaikan mereka tak senang dengan kondisi rumput lapangan di turnamen ini, terutama di kota Marseille, Saint Denis -- tempat Stade de France berlokasi -- dan Lille. UEFA kemudian menunjuk tangan pada para pemilik stadion dan klub.
Peristiwa terburuk adalah ketika tim nasional Perancis melawan Swiss di kota Lille, tepatnya di Stade Pierre Mauroy. Di jeda turun minum, penjaga stadion terpaksa memperbaiki rumput yang kondisinya terbelah-belah dan sangat licin sehingga membuat para pemain mudah tergelincir.
"Pengelola kompetisi ini ingin angkat tangan dan melepas tanggung jawab dengan cara mendiskreditkan para profesional yang merupakan ahli lapangan di Perancis," kata Perusahaan Rumput Perancis (SFG), asosiasi yang menaungi seluruh elemen industri rumput, melalui pernyataan resminya.
"Sikap mereka adalah suatu skandal, terutama ketika kita mengetahui bahwa para ahli Perancis dengan sengaja tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan dan nasihat mereka pun diabaikan," kata SFG.
Dengan turnamen yang telah berlangsung separuh jalan, tuntutan terhadap perbaikan kondisi rumput berada pada titik maksimum. Beberapa stadion menggelar hingga enam pertandingan di tengah-tengah iklim Perancis yang basah.
Dari 10 stadion yang digunakan, hanya Parc des Princes di Paris dan Bollaert-Delelis di Lens yang menjadi stadion khusus sepak bola. Stadion-stadion lainnya dipakai untuk berbagai hal karena pemiliknya ingin memaksimalkan pemasukan dari aktivitas komersial.
Atap baru stadion membuat cahaya matahari berkurang, dan angin yang terperangkap di dalam stadion membuat rumput mudah basah dan gampang rusak.
Direktur turnamen Piala Eropa, Martin Kallen, mengungkapkan kerisauannya pada Jumat lalu, meski ia juga mengatakan bahwa tim UEFA lah yang punya tanggung jawab sejak awal kompetisi dengan berkoordinasi dengan penjaga stadion.
Meski demikian, SGF mengatakan bahwa seluruh lapangan di level sepak bola teratas di Perancis memiliki nilai "dalam kondisi memuaskan", pada akhir musim lalu. Konsultan lapangan UEFA, Richard Hayden, disebut bertanggung jawab terhadap masalah ini.
"Konsultan yang memiliki mandat UEFA meyakini bahwa mereka patut turut campur, secara khusus dengan menempatkan rumput dari sebuah firma Austria, yang kondisinya tak sesuai dengan rumput di stadion Marseille, Lille, dan Nice... bertentangan dengan saran dari para ahli di Perancis."
"Hanya lapangan-lapangan ini saja yang memiliki masalah," kata asosiasi tersebut. "Ini mungkin hanya kebetulan."
(vws)