Mencari Rahasia Si Jago Penalti

Lalu Rahadian | CNN Indonesia
Jumat, 24 Jun 2016 19:01 WIB
Berbagai hal bisa disiapkan seorang pemain ketika menghadapi tendangan penalti. Salah satunya adalah jangan terpengaruh tekanan penjaga gawang lawan.
Cristiano Ronaldo gagal menyarangkan penalti di fase grup Piala Eropa. (REUTERS/Charles Platiau)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pertandingan fase gugur Piala Eropa 2016 segera bergulir. Hal ini hanya berarti satu: potensi melihat drama adu penalti.

Tendangan penalti memang menjadi salah satu strategi yang harus disiapkan pada kompetisi berformat turnamen. Mesti diakui, tendangan penalti telah menjadi hantu tersendiri bagi pemain, baik mereka yang menendang maupun yang menjaga gawang.

Kegagalan mengeksekusi penalti dapat diartikan menjadu kekalahan, sementara label 'cacat' hampir selalu diberikan kepada kiper yang gagal menebak arah bola penalti. Tentu tak ada pemain yang mau dirinya gagal ketika dipercaya sebagai algojo, atau kiper, dalam drama adu penalti.

Sebagai langkah antisipasi, keduanya harus melakukan persiapan mental maupun teknik. Jika tidak, bisa-bisa mereka akan menanggung malu.

Contoh terbaru kegagalan eksekusi penalti terlihat pada babak penyisihan grup Piala Eropa 2016. Pada pertandingan Portugal melawan Austria di Parc des Princes, Paris, Minggu (19/6) lalu, pemain bintang Real Madrid, Cristiano Ronaldo, menjadi sosok yang mendapat perhatian lebih karena dirinya gagal menjalankan tugas sebagai algojo penalti.

Walau memiliki teknik dan kemampuan menendang mumpuni, Ronaldo gagal menyarangkan bola ke gawang Austria. Padahal, sepakannya saat itu sudah mampu mengecoh gerak Robert Almer yang menjatuhkan badan ke arah kiri gawang. Bola sepakan Ronaldo hanya mengenai mistar.

Kegagalan serupa juga dialami kapten timnas Spanyol, Sergio Ramos, kala dipercaya menjadi penendang penalti dalam laga melawan Kroasia, Selasa (21/6) silam.

Walau di atas kertas diunggulkan, Ramos gagal memasukkan bola ke gawang Kroasia yang di akhir laga keluar menjadi pemenang. Bola tendangannya tertebak Danijel Subasic. Gol pun batal tercipta untuk La Roja.

Jika dilihat sekilas, Ronaldo dan Ramos harusnya mampu menyarangkan bola ke gawang. Namun tampaknya dua penggawa Real Madrid itu kehilangan mentalnya kala berhadapan dengan kiper lawan.

Abaikan Sang Penjaga Gawang

Teknik, mental, dan keberuntungan menjadi hal-hal yang menentukan dalam drama penalti.

Pada drama adu penalti, tekanan berat pasti dirasakan tiap pemain yang tampil untuk menjadi algojo. Wayne Rooney, penggawa tim nasional Inggris, mengatakan bahwa kepercayaan diri menjadi kunci.

Ia mengatakan bahwa satu gerakan atau gertakan dari penjaga gawang, mampu menggoyahkan mental maupun mengacaukan persiapan sang penendang. Ia pernah mengalaminya sendiri di Piala Eropa 2012 ketika Inggris disingkirkan Italia di fase perempat final.

Saat itu Gianluigi Buffon yang menjaga gawang Italia sempat memberikan gangguan psikologis pada Rooney, menunjukkan jari menebak arah tendangannya. Rooney pun goncang dan sempat berpikir ulang ke mana ia akan mengarahkan bola. Beruntung bagi Rooney, ia masih percaya diri dengan hasil latihannya sehingga sukses menyarangkan bola.

Greg Wood, seorang psikolog olahraga di Universitas Exester, mengungkapkan bahwa faktor tekanan psikologis penjaga gawang memang sangat berpengaruh sehingga seorang algojo sebaiknya mengabaikan keberadaan kiper di hadapannya.

"Dalam situasi tertekan, perhatian seorang pesepak bola akan lebih mudah terganggu oleh gerakan penjaga gawang, ketimbang memfokuskan perhatian pada sudut gawang atau zona optimal mencetak gol," kata Wood.

"Hal ini akan menggangu kekuatan tendangan dan meningkatkan peluang bola diarahkan kepada sang penjaga gawang."

Karena itulah, jika mental kuat tak dimiliki para pemain, hampir dapat dipastikan kegagalan membayangi mereka di babak pamungkas dalam sebuah laga itu.

Namun, mental kuat harus juga didukung oleh faktor teknik menendang atau menghalau bola yang mumpuni. Terakhir, keberuntungan patut dipertanyakan kehadirannya agar skenario penalti dapat dilakukan dengan baik oleh tiap pemain.

Misalnya saja yang terjadi pada Ramos. Kegagalannya mengeksekusi penalti belakangan diketahui karena adanya campur tangan kapten Kroasia Darijo Srna yang membocorkan kebiasaan penalti lawannya itu.

Seandainya hal itu tak terjadi, Ramos mungkin dapat memasukkan bolanya ke gawang Kroasia. Namun, jika peristiwanya seperti itu,

(vws)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER