THE EXPENDABLES 3

Film-Film Sekuel Yang Jeblok di Pasar

CNN Indonesia
Senin, 18 Agu 2014 19:40 WIB
Pembuatan sekuel kadang-kadang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan seperti harus atau tidaknya film tersebut dibuat menjadi sekuel.
Jakarta, CNN Indonesia -- Tidak semua film waralaba mendulang sukses. Terkadang alur yang semakin jauh dari inti cerita atau film yang terkesan diperpanjang membuat penonton jenuh.

Beda halnya dengan film-film yang diadaptasi dari novel seperti Harry Potter, the Lord of the Rings, Twilight Saga, dan The Hunger Games  yang sekuelnya ditunggu-tunggu penonton sebagai kelanjutan cerita.

Bagi film yang tidak diadaptasi dari cerita tertentu, pembuatan sekuel menimbulkan pertanyaan-pertanyaan seperti harus atau tidaknya film tersebut dibuat menjadi sekuel.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa film-film sekuel yang dibuat demi mengulang sukses tapi ternyata jeblok di pasar:

1. Sex & the City

Berkisah tentang  Carrie Bradshaw yang sebelumnya populer lewat layar kaca sejak tahun 1998. Filmnya dibuat  diangkat ke layar lebar pada 2008. Kisah cinta Carrie dan Big tidak berakhir sampai di situ. Dua tahun kemudian Sex and the City 2 dirilis.

Tidak seperti kesuksesannya di film pertama, film kedua ini mendapatkan pemasukan sebesar US$ 305 juta sedangkan film pertama mendapatkan US$ 415 juta. Bahkan sekuel kedua ini mendapatkan berbagai kritik pedas.

Pada situs Rotten Tomatoes salah satu kritikus Tim Martain menyatakan bahwa sekuel ini terlihat bodoh, tidak sensitif terhadap budaya, dan tidak lucu. Sekuel ini juga mendapatkan ulasan buruk 18 persen dari Rotten Tomatoes.

2. Hangover

Film komedi tentang sekelompok sahabat yang berpesta bersama dan terbangun tanpa ingatan apapun tentang kejadian semalam, mulai menemukan kejenuhannya.

Setelah sukses pada film kedua, Warner Bros Pictures memutuskan untuk membuat film ini menjadi sebuah trilogi. Hangover III mendapatkan berbagai kritik pedas dari berbagai situs pembuat ulasan seperti Rotten Tomatoes, Metacritic, dan IMDb. Situs-situs tersebut menunjukkan nilai ulasan yang terus menurun.

Pada setiap sekuel terbarunya, seperti situs IMDb pada film pertama memberikan 7,8 / 10; film kedua 6,5; dan film ketiga 5,9. Beberapa kritikus menyebutkan film ketiga ini sebagai sekuel kedua yang tidak ada gunanya untuk dibuat.

Pemasukan film ini juga mengalami penurunan pada film ke-3 dengan US$ 362 juta, sedangkan film ke-2 mendapatkan US$ 586 juta.

3. Step Up

Kisah perjuangan penari-penari dengan latar belakang berbeda yang berjuang menggapai impian seperti tidak ada habisnya. Film waralaba Step Up ini sudah memasuki film kelimanya di tahun 2014.

Namun, tidak seperti film sekuel lainnya, pada sekuel lanjutannya Step Up mendapatkan respons positif dan terus meningkat. Puncaknya pada sekuel kedua Step Up 3D memperoleh pemasukan tertinggi dengan US$ 159 juta dan tanggapan positif dari berbagai situs.

Film waralaba ini mendapatkan pujian akan gerakan-gerakan tarian yang luar biasa dan inovatif di setiap filmnya.

Sekuel ke-4 ini hanya mendapatkan ulasan 42 persen, meskipun jauh dari film pertamanya dengan 19 persen, tetapi belum mengalahkan sekuel keduanya dengan 46 persen menurut Rotten Tomatoes.

4. Tranformers

Baik Decepticons maupun Autobots seakan belum lelah bertarung di layar lebar.

Setelah berkutat dengan karakter Sam Witwicky yang diperankan Shia LaBeouf dan teman wanitanya yang cantik dan seksi, serial ini tidak berhenti menjadi trilogi.

Dengan menampilkan karakter yang berbeda sekuel ketiga Transformers: Age of Extinction dirilis pada 2014. Sekuel dengan anggaran terbesar US$ 210 juta berhasil mendapatkan US$ 1 miliar.

Namun, pemasukan tersebut masih berada di bawah sekuel sebelumnya. Besarnya anggaran tidak membuat film ini mendapatkan ulasan terbaik dibanding film-film lainnya.

Pada sekuel terakhir ini, baik Rotten Tomatoes maupun Metacritics memberikan ulasan terburuk dari ke-4 filmnya dengan 18 persen dan 32.

Kebanyakan kritikus beranggapan film terakhir ini hanya ajang bagi Michael Bay untuk menampilkan pertarungan robot yang dapat berubah menjadi mobil saja.

5. Die Hard

Film aksi yang mengisahkan John McClane ini telah menghasilkan empat sekuel sejak tahun 1988. Setelah sukses pada film pertama, kesuksesan film waralaba ini diulang kembali pada sekuel ketiganya Live Free or Die Hard.

Sekuel tersebut mendapat pemasukan terbesar US$ 383 juta dan ulasan 7,3 dari IMDb.

Seakan tidak puas sampai film keempat, sekuel kembali dibuat dengan judul A Good Day to Die Hard yang dirilis tahun 2013. Namun film terakhir ini tidak mendapatkan respons positif.

Film ini dinilai sebagai film terburuk dan membuat penggemarnya kecewa. Ulasan Rotten Tomatoes menunjukkan kekecewaan tersebut dengan 14 persen, sedangkan dari Metacritics 28.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER