FESTIVAL FILM INDONESIA

Ajang Pamer Karya Anak Bangsa

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2014 11:21 WIB
Festival ini ditujukan bagi warga Amerika untuk menyaksikan karya-karya anak bangsa.
Jakarta, CNN Indonesia -- Los Angeles Indonesian Film Festival yang merupakan ajang promosi film Indonesia di luar negeri diselenggarakan pada tanggal 3-4 September 2014 di Westwood, Los Angeles.

Berbeda dengan festival-festival film pada umumnya, festival ini tidak diselenggarakan sebagai kompetisi melainkan sebagai ajang pameran. Festival ini ditujukan bagi warga Amerika untuk menyaksikan karya-karya anak bangsa.

Pada festival film ini akan ditampilkan film-film Indonesia yang telah mendapatkan banyak pujian, seperti Sang Penari, 9 Summers 10 Autumn, Soegija, Lovely Man, dan Sokola Rimba.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain film-film ini akan ditampilkan dua kompilasi film pendek yang berjudul From U.S. With Love yang berisi 12 film pendek oleh sineas Indonesia yang diproduksi di Amerika Serikat dan From Indonesia With Love yang berisi 12 film pendek oleh sineas Indonesia yang diproduksi di Indonesia.

"Ada kerinduan untuk menjejakkan nama Indonesia di Amerika, agar lebih banyak kolaborasi-kolaborasi di waktu yang akan datang untuk film pendek dan film panjang. Baik pembuat film Amerika shooting di sini atau pembuat film kita shooting di sana," kata Roland Wiryawan sebagai pengurus LA Indonesian Film Festival di Pusat Budaya AtAmerika, Mall Pacific Place, Jakarta (27/8)

Roland berharap festival yang diadakan selama dua hari ini menjadi awal bagi festival lain di tahun-tahun berikutnya, dengan jangka waktu lebih panjang, dan kemungkinan festival ini dijadikan kompetisi.

"Yang membuat festival ini berbeda adalah adanya diskusi film dengan para pembuat film dari sana,  seperti Stan Woldkowski produser Eat, Pray Love; John Huddles, dan Bob Chappell," kata Rolland.

Menurut Rolland sudah ada film Indonesia yang telah berhasil menembus festival film internasional. Banyak karya anak bangsa yang sudah bagus dan patut dilombakan dalam festival-festival film, tetapi banyak dari film-film tersebut tidak diikutsertakan dalam kompetisi-kompetisi internasional.

Rolland menganggap dengan memasukan film Indonesia ke berbagai festival film akan membuat film Indonesia lebih dikenal di dunia.

"Contohnya di Netflix, film-film kita hanya ada dua sampai tiga judul. Untuk kategori film sudah ada film Thailand, film Korea, film Jepang, sedangkan film Indonesia yang muncul hanya Merantau, The Raid, dan Arisan," ucap Rolland menyayangkan kurang tenarnya film-film Indonesia di kancah internasional.

Untuk tema film yang diangkat dalam festival ini lebih menekankan pada pengenalan budaya Indonesia yang tidak pernah dilihat oleh penonton di Amerika, misalnya mbok jamu, gelandangan di Indonesia, sejarah Indonesia, dan lain-lain.

Terkait dengan rendahnya antusiasme penonton Indonesia akan karya dalam negeri, Rolland berpendapat bahwa film-film yang dibuat perlu cerita yang anti-mainstream dan juga tidak seperti film layar kaca yang diangkat ke layar lebar. Ia juga berpendapat perlu ada peningkatan kualitas film dan cerita yang diangkat dalam film-film Indonesia.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER