FILM ANTIKORUPSI

Menebar Pesan Antikorupsi Lewat Film

CNN Indonesia
Kamis, 28 Agu 2014 09:21 WIB
Pekik antikorupsi makin membahana. Salah satunya, dituangkan melalui film. Festival Film Antikorupsi pun kembali digelar tahun ini.
Jakarta, CNN Indonesia -- Pekik antikorupsi makin membahana. Salah satunya, dituangkan melalui film. Festival Film Antikorupsi pun kembali digelar tahun ini. Acara itu merupakan kerjasama antara Komisi Pemberantasan Korupsi bersama Management System International (MSI), didukung United States Agency for International Development.

Tahun ini, Festival Film Antikorupsi hadir dengan tema “Face Fact, Act Today”. Diharapkan, tema itu dapat menyadarkan generasi muda agar berani menghadapi fakta dan beraksi menghadapinya.

Aktor senior Alex Komang menyambut positif ajang itu. Ia berpendapat, film merupakan medium efektif untuk menyuarakan pesan antikorupsi. “Film yang dibuat sekarang masih bisa ditonton puluhan tahun lagi. Film punya kekuatan dahsyat sehingga bisa menyampaikan pesan apapun,” ujarnya saat konferensi pers Festival Film Antikorupsi di Gelanggang Remaja Bulungan, Jakarta, Rabu (27/8).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada dengan Alex, Ketua KPK Abraham Samad juga berpendapat film merupakan media yang bisa menyebarkan pesan antikorupsi sampai lintas generasi. “Kami prihatin banyak politisi dan pejabat muda yang korupsi. Melalui film, kami berharap dapat melakukan pencegahan anak muda korupsi,” katanya.

***

Festival itu menyelenggarakan kompetisi film bertemakan pesan antikorupsi. Ada empat kategori yang dikompetisikan, yaitu film fiksi pendek, film dokumenter pendek, film animasi pendek, dan video jurnalisme. Ada dua kategori untuk peserta: kategori umum dan pelajar (sekolah menengah sampai perguruan tinggi).

Para peserta boleh mengirimkan karya yang diproduksi mulai 1 Januari 2013 hingga 31 Oktober 2014.

Film yang diikutsertakan dalam kompetisi akan diseleksi oleh tim juri independen yang terdiri atas Alex Komang (Ketua Badan Perfilman Indonesia), Arturo GP (akademisi), Vivian Idris (pembuat film), Wahyu Aditya (animator), serta Toto Indarto (akademisi/jurnalis).

Salah satu juri, Arturo GP mengatakan, tema cerita akan lebih diutamakan ketimbang faktor teknis. Karena itu ia berharap, peserta bisa memberi tema cerita unik. “Antikorupsi tidak hanya soal birokrasi, tetapi macam-macam, misalnya soal kejujuran di kehidupan sehari-hari,” ujar Arturo.

Membuat filmnya pun bisa menggunakan peralatan sederhana. “Untuk mengikuti lomba ini, bisa menggunakan seluler pintar,” ujar Project Manager MSI Ary Nugroho.

Pendaftaran untuk tiap kategori telah dibuka sejak Mei lalu dan akan ditutup pada 31 Oktober 2014. Masyarakat dapat melakukan pendaftaran dengan menghubungi panitia atau mengakses www.acffest.org. Pengumuman serta penganugerahan pemenang akan dilakukan pada peringatan Hari Antikorupsi Internasional, Desember 2014 di Yogyakarta.

Usai kompetisi, film terpilih akan disebarkan lewat media sosial. Alex menjelaskan, film pemenang tidak hanya akan berhenti di situ saja. “Film dari peserta yang menang bisa diikutsertakan ke festival film, misalnya di Yogyakarta dan Bali. Kami juga akan mendorong agar bisa tayang di festival film luar negeri,” ujar Alex.

Acara itu diikuti mayoritas pelajar. Merlin Sari Gunawan (16), pelajar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Bina Putra Mandiri mengaku lebih mudah menangkap pesan dari film daripada seminar. Karena itulah ia tertarik pada Festival Film Antikorupsi. Pelajar jurusan multimedia itu juga berniat mengikuti lombanya. “Ini bentuk kepedulian saya terhadap isu-isu antikorupsi,” kata gadis berkacamata itu.

Selain kompetisi film, akan diselenggarakan pula kegiatan movie day. Dalam sehari, masyarakat dipuaskan rong-rongan antikorupsi dalam bentuk talkshow bertema isu korupsi, workshop citizen journalism, serta pemutaran film-film yang masuk nominasi.

Movie day akan digelar di 10 kota, yaitu Jakarta (27/8), Bandung (30/8), Yogyakarta (3/9), Purbalingga (6/9), Malang (10/9), Bali (13/9), Mataram (16/9), Makassar (20/9), Manado (24/9), dan Palembang (27/9). Festival Film Antikorupsi pertama kali diselenggarakan tahun lalu. Kala itu, film garapan Deddy Mizwar, Alangkah Lucunya Negeri Ini, menang sebagai Film Fiksi Panjang Terbaik kategori umum.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER