Jakarta, CNN Indonesia -- Ketika film Indonesia terlihat jarang mengisi bioskop-bioskop di tanah air, tak hanya para sineas yang mendapat perhatian. Pemilik sejumlah bioskop ternama XXI juga kena sorotan. Ada dugaan bahwa XXI memang sengaja lebih memilih menayangkan film-film Barat.
Catherine Keng, Corporate Secretary XXI menyanggah anggapan tersebut. Dia mengatakan setiap minggu rata-rata ada dua judul baru film Indonesia yang tayang di Cinema XXI / 21. “Terkadang juga bisa ada 3 judul baru per minggu,” kata Catherine saat ditemui CNN Indonesia di kantornya Kamis (28/8).
Dia mengatakan ini bisa jadi bukti bahwa XXI sudah berupaya untuk memprioritaskan penayangan film Indonesia. Secara total tahun lalu film Indonesia yang ditayangkan di Cinema XXI / 21 kurang lebih 100 judul dan film impor kurang lebih 120 judul. Film-film Indonesia itu lebih banyak yang ditayangkan setelah Lebaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi pun ditata agar setiap bioskop ada film Indonesia yang ditayangkan. Misalnya satu biokop ada empat studio, maka dua studio menayangkan filn Indonesia dan dua lagi menayangkan film impor.
Meskipun dalam beberapa kasus film Indonesia tayang bersamaan dengan film-film
blockbuster sepert
Avengers,
Spiderman, dan
Transformers menurut Catherine film Indonesia tidak akan dihilangkan. Tetapi kadang tidak bisa memaksakan agar film Indonesia tayang di dua studio, film-film seperti
Avengers kalau ditayangkan di satu studio saja dengan antrian panjang, penonton juga akan protes.
“Jadi misalnya ada empat studio, tiga studio menayangkan
Avengers, satu studio menayangkan film Indonesia,” ungkap Catherine.
Setiap film Indonesia yang tayang di XXI memiliki jatah selama seminggu untuk tetap tayang di bioskop. Hanya memang terkadang ada film yang cepat menghilang di bioskop. Catherine menjelaskan bahwa pada hari pertama sampai ke-4 akan dilihat seberapa banyak jumlah penonton. Jika sedikit maka akan dikurangi jumlah layar yang menayangkannya.
Pada awal penayangan biasanya film Indonesia bisa mendapatkan total 20 layar, 60 layar, bahkan bisa 100 layar tergantung dengan target dari produser atau prediksi jumlah penontonnya. “Kalau sudah empat hari itu ternyata peminatnya banyak, maka layar akan ditambahkan. Namun kecenderungannya sangat jarang film bisa meningkat setelah empat hari,” Catherine menerangkan.
Bukan berarti film-film Indonesia hanya mampu bertahan selama satu minggu, pada kasus-kasus tertentu misalnya
Laskar Pelangi,
Ayat-Ayat Cinta,
The Raid dapat bertahan selama satu sampai dua bulan.
Namun jatah satu minggu bagaimanapun tetap diberikan pada tiap film Indonesia. Berbeda dengan film-film impor yang bukan
blockbuster, jika pada hari-hari pertamanya jumlah penonton tidak banyak maka akan segera diturunkan.
Bukan Cuma Soal Lama TayangPermasalahan film Indonesia ini sebenarnya tidak bisa dipukul rata apa yang menjadi penyebabnya. Pada dasarnya baik lama tayang maupun jumlah penonton ditentukan oleh preferensi masyarakat sendiri.
Di masing-masing lokasi juga menghadapi beragam preferensi masyarakat yang bisa disamakan. “Bahkan dalam satu kota pun tidak bisa disamakan. Penonton di Blok M Square lebih suka nonton film Indonesia, di Plaza Senayan penontonnya lebih suka nonton film Barat,” Catherine menjelaskan.
Jenis film juga tidak dapat menjamin banyak sedikitnya jumlah penonton. “Untuk jenis-jenis tertentu seperti film
art house, yang peminatnya memang sedikit, jumlah penontonnya akan sedikit,” kata Catherine. “Film terkadang dapat diminati banyak orang jika dapat menggugah emosi atau banyak omongan yang membuat orang penasaran.”
Sampai saat ini film Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak adalah
Laskar Pelangi dengan jumlah penonton 4,7 juta, disusul
Habibie Ainun dengan 4,6 juta penonton.
Selain masa penayangan, ada juga anggapan bahwa film-film Indonesia dianaktirikan karena ditayangkan di 21 bukan XXI.
Catherine menyatakan bahwa perbedaan 21 dan XXI terletak pada desain interiornya bukan pilihan filmnya. Pihak XXI sendiri mengharapkan untuk segera mengganti 21 yang tersisa menjadi XXI, tetapi masih banyak hambatan-hambatan untuk menjalankannya.
Film yang ditayangkan di 21 juga tidak hanya film Indonesia tetapi juga ada film-film impor lainnya. Sampai akhir Agustus sudah ada 72 judul film Indonesia yang ditayangkan Cinema XXI / 21.