Jakarta, CNN Indonesia -- Memotret dengan latar belakang putih adalah keahlian yang wajib dimiliki setiap fotografer, tapi bukan berarti hasil yang ditampilkan menghasilkan cerita sama.
Selama enam tahun Jerry Aurum berkutat dalam proyeknya untuk memotret 128 selebriti dan tokoh masyarakat untuk menghasilkan 101 karya foto.
Beberapa nama bisa ditemukan dalam karya ini seperti Ahok, Slank, Raisa, Rio Dewanto, Daniel Mananta, Annisa Pohan, hingga Najwa Shibab.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentunya perjalanan enam tahun ini tidak lepas dari lika-liku. Hal itu diakui oleh Denada istri Jerry yang menyaksikan langsung proyek suaminya tersebut.
“Walaupun terlihat sangat sederhana, seorang objek yang difoto di depan layar putih, tetapi itu adalah karya yang tidak mudah. Saya melihat sendiri prosesnya. Ada cerita dalam setiap pemotretan, tentang betapa rumitnya pemotretan dan bagaimana setiap foto membutuhkan pemikiran mendalam,” kata Denada bercerita.
Masing-masing foto di setiap karya Jerry memiliki kisah berbeda. Sebab, masing-masing objek pun membawa kisah masing-masing ke dalam fotonya.
Seperti foto Daniel Mananta yang sedang merobek dada yang di dalamnya terdapat tulisan Damn I Love Indonesia.
Ada lagi foto Ari Lasso yang sedang bernyanyi dan memegang mikrofon, Erwin Gutawa yang berpose layaknya ia sedang mengkonduktor, atau foto Vicky Burki yang sedang beraksi dengan tarian tiangnya.
Karya Jerry tidak hanya menunjukkan jati diri para objeknya, tapi juga membuat para penikmatnya mendapatkan kesan yang berbeda-beda.
Salah satu tantangan terbesar Jerry untuk menyelesaikan karya ini adalah mempertahankan gairahnya. “Tantangannya adalah mempertahankan hasratnya, terutama dengan 128 orang yang sulit diatur jadwalnya,” kata Jerry menjelaskan di acara peluncuran bukunya yang berjudul On White di Senayan City, Jakarta, Rabu (17/9).
Tidak hanya kesulitan mengatur jadwal yang menghambat kerja Jerry dalam proyek ini. Keinginan untuk menyelesaikan buku ini lebih cepat pun sulit terealisasi sebab karya foto seperti itu butuh pematangan.
“Ternyata saya tidak bisa buru-buru. Agar setiap foto punya cerita yang lebih dalam ternyata tidak sesederhana itu. Akhirnya saya mencoba pelan-pelan dan ternyata memang hasilnya lebih memuaskan saya,” kata Jerry menjelaskan.
Menurutnya kepuasan sang fotografer saat membuat karya sangat penting sehingga perlu lebih banyak waktu untuk menyelesaikannya.
Jerry juga mengakui bahwa proses pembuatan buku ini bukan hal yang mudah. Tidak hanya kesibukan dari orang-orang yang menjadi objek fotonya, tapi konsep yang berulang kali harus diganti dan diulang saat pemotretan.
“Setelah proses pemotretan selesai ternyata baru seperempat jalan. Untuk pameran sebesar ini masih diperlukan proses mendesain buku. Butuh usaha lebih banyak dan biayanya tidak murah,” ujar Jerry menerangkan.
Sebelumnya Jerry telah menerbitkan tiga buku yang berisi karya-karya fotonya. Tentu karyanya kali ini berbeda dengan buku sebelumnya.
“Yang berbeda kali ini mungkin karena faktor umur. Kalau dulu karya saya mungkin terlihat lebih wow seperti waktu di Femalography yang dicetak ukuran besar lalu berkeliling negara lain. Kalau sekarang lebih ingin kembali ke dasar dan ingin lebih matang,” kata Jerry mengungkapkan.
Dukungan sang istriSebagai seorang istri, Denada mengakui buku ini membuatnya sulit untuk bertemu Jerry terutama dalam minggu-minggu terakhir sebelum peluncuran.
Denada bercerita bahwa suaminya adalah seseorang yang mengerjakan sesuatu semaksimal mungkin, “Dia sampai begadang di tempat percetakan untuk menunggu dan melihat warnanya,” kata Denada.
Meskipun tidak selalu mendampingi Jerry selama enam tahun itu, di tahun terakhir proses pembuatan buku tersebut Denada selalu menemani suaminya dan hadir di setiap proses pemotretan. Denada juga memberikan banyak masukan-masukan terutama siapa saja yang menjadi objek fotonya.
Dukungan Denada tidak sampai di situ, ia juga menjadi objek foto karya sang suami. Uniknya Denada dipotret saat ia sedang hamil delapan bulan.
“Foto ini adalah foto yang akan punya arti yang mendalam dan panjang sekali untuk kita. Karena saat itu saya memotret tidak hanya satu tetapi dua perempuan kesayangan saya,” kata Jerry tentang istri dan putri kecilnya.
Bagi Denada hanya ada dua foto dirinya yang sangat ia sukai yaitu fotonya saat pertama bertemu Jerry yang terdapat dalam buku <i>In My Room</i> dan fotonya saat hamil.
“Menurut saya itu adalah foto terseksi yang saya punya dan saya senang foto itu diambil oleh suami saya,” kata perempuan yang tidak suka difoto ini menutup pembicaraan.