FILM OUIJA

Bermain Ouija, Bermain Kematian

CNN Indonesia
Jumat, 24 Okt 2014 16:32 WIB
Lima remaja, mencoba berbincang dengan arwah lewat papan Ouija. Baru setelah beberapa permainan, mereka sadar berbincang dengan arwah yang salah.
Salah satu adegan film Ouija (Dok. Universal Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Malam itu, Laine (Olivia Cooke) masih berbincang dengan Debbie (Shelley Hennig). Namun esok harinya, ia mendapat kabar mengejutkan bahwa sahabatnya sejak kecil itu meninggal gantung diri.

Laine sama sekali tak menyangka. Ia tak bisa menerima kematian mendadak sahabatnya. Apalagi saat menyimpan barang-barang Debbie, Laine menemukan Ouija, papan penghubung arwah.

Ia pun mencoba berkomunikasi dengan arwah Debbie melalui papan itu. Laine mengajak kekasihnya, Trevor (Daren Kagasoff), kekasih Debbie, Pete (Douglas Smith), adiknya, Sarah (Ana Coto), dan sahabatnya, Isabelle (Bianca A. Santos) kembali ke rumah Debbie dan bermain Ouija di sana.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada dua peraturan penting Ouija. Tak boleh bermain di kuburan, atau sendirian.

“Kami berkumpul di sini, hati kami tulus. Apakah ada arwah di sini?” mereka pun merapal mantra. Mendadak, penunjuk papan Ouija merujuk pada kata ‘yes’. Sang arwah pun mulai berbicara.

Hi friend,” katanya dengan menunjuk huruf-huruf dalam papan. Laine langsung menganggap itu Debbie, yang ingin menyampaikan sesuatu soal kematiannya. Apalagi, nama arwah itu berinisial D.

Namun ternyata, sekelompok remaja itu bermain dengan arwah yang salah. Peraturan Ouija pun dilanggar. Satu demi satu, mereka celaka. Lantas, siapa sebenarnya D, dan bagaimana kisahnya?

Ouija muncul di tengah euforia masyarakat Barat soal film horor. Garapan sutradara Stiles White itu ingin mengekor kesuksesan The Conjuring dan Annabelle. Jadwal rilisnya pun mendekati Halloween.

Secara keseluruhan, film ini memang menegangkan. Khas film horor Barat: tak banyak penampakan hantu seram, apalagi darah. Sutradara mencoba membangun atmosfer horor lewat gerakan perlahan, sudut pengambilan gambar makro, dan musik serta detail-detail suara seram.

White berhasil. Meski hanya sedikit penampakan arwah, Ouija tetap terasa menyeramkan dari awal hingga akhir. Film itu juga punya kedekatan dengan publik, karena mengangkat legenda lama.

Ouija juga tidak beralur sederhana. Saat film sudah terasa antiklimaks, White langsung memelintirnya. Serta merta, emosi penonton teraduk kembali. Akhir cerita pun tak terduga.

Itu membuat Ouija yang awalnya terasa seperti film horor kacangan Indonesia, lebih punya nilai.

Di luar itu semua, Ouija memang tak menampilkan kegemilangan akting para bintang. Artis yang bermain hampir semua pendatang baru. Namun, bukan berarti akting mereka tidak bagus.

Cooke dan Hennig cocok memerankan dua sahabat seumur hidup. Cooke dan Coto sukses menampilkan hubungan kakak adik yang saling bermusuhan sekaligus menyayangi.

Yang menjadi masalah hanya beberapa adegan yang terasa tidak masuk akal, seperti pintu yang menutup sendiri, kompor yang mendadak menyala, dan masuknya arwah ke dalam tubuh manusia.

Namun, itu justru menjadi daya tarik penggemar horor, utamanya di negeri ini. Seperti Annabelle, film ini akan memancing rasa penasaran masyarakat Indonesia. Ouija tayang tidak lama lagi.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER