Jakarta, CNN Indonesia -- Semua orang di dunia mengeluhkan kondisi musik masa kini. Industri penjualan musik berada di titik nadir. Album fisik tak laku. Remaja lebih suka mengunduh musik lewat digital ketimbang beli mahal.
Musisi-musisi muda punya cara lebih kreatif. Tapi bagaimana nasib musisi tua yang konvensional? Mengutip
Telegraph, meluncurkan album lama dengan suntikan unsur kebaruan, bisa jadi jawaban.
Sebuah survei yang dilakukan menjelang Natal menyebutkan, orang banyak menghabiskan uang untuk album-album lawas nan klasik. Itu akan menjadi kado melankolis untuk orang tersayang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Ini akan menjadi natal tertua yang pernah saya ingat,” kata konsultan senior industri musik, Nick Stewart. Secara konkret ia menyebutkan, salah satu contoh album yang bagus adalah Pink Floyd.
“Album barunya akan menjadi yang terbesar tahun ini. Itu akan benar-benar luar biasa,” ucapnya.
Mengutip
Telegraph, album terbaru Pink Floyd,
Endless River, tak lebih dari eksplorasi instrumental dari David Gilmour, Nick Mason, dan Rick Wright. Rasanya tak terlalu istimewa.
Bagaimanapun juga, itu karya Pink Floyd, sang legendaris. Itu merupakan salah satu band rock paling dihormati. Sebelum rilis, albumnya sudah dipesan 100 ribu orang. Penjualannya pun tertinggi.
“Ada pasar besar untuk musik-musik lama yang ingin kembali. Ini semua tentang memori. Musik apa yang mengiringi Anda tumbuh, belajar menari, mencium, dan sebagainya,” ujar Stewart.
Menurutnya, keinginan untuk mengenang adalah sebuah magnet besar dalam industri musik. “Itu sebabnya ada tujuh versi
Dark Side of the Moon, dan masing-masing tetap laku,” ucap Stewart lagi.
Stewart menyebut musisi-musisi tua itu ayah yang tak pernah mati. Sepuluh tahun lalu saat pembajakan benar-benar jadi masalah, para musisi puluhan tahun itu pun jadi penyelamat.
“Penggemar paruh baya dengan penghasilan lumayan suka menjelajah di toko kaset dan menyalakan kembali gairah mudanya. Itulah kenapa musik ‘tua’ masih akan bertahan,” ujar Stewart.
Tapi syaratnya, ia harus punya daya tawar baru. Bisa jadi memperbaharui rekaman lawas dan membawanya ke atmosfer abad ke-21, atau benar-benar menambahkan karya baru.
Album dengan minimal satu lagu atau aransemen baru, bakal laris. Apalagi dengan kemasan baru.