KONSER SIX STRINGS

Persekutuan Enam Gitaris Handal

CNN Indonesia
Jumat, 31 Okt 2014 11:41 WIB
Konser ini sekaligus sebagai ajang peluncuran album perdana mereka yang berjudul I Got Your Back.
Six Strings kala beraksi. (CNN Indonesia / Donatus Fernanda Putra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lewat petikan dawai-dawai gitar, Six Strings yang beranggotakan Baim, Baron, Tohpati, Dewa Budjana, Eross Candra, dan Andre Dinuth, tampil memukau seluruh penonton yang hadir di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada Kamis (30/10) malam.

Konser malam tadi sekaligus sebagai ajang peluncuran album perdana mereka yang berjudul I Got Your Back.

Pukul 20.15 WIB konser dibuka dengan penampilan bersama seluruh personil Six Strings. Membawakan lagu yang berjudul sama dengan album, Six Strings sukses membuat penonton tak sabar menanti lagu-lagu berikutnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Andre Dinuth mendapat kesempatan pertama untuk tampil solo di sesi selanjutnya. Membawakan lagu Perpetual Hype, gitaris yang lebih banyak tampil sebagai session player untuk penyanyi kondang seperti Glenn Fredly juga Sandhy Sondoro ini tampil lepas dan menunjukkan jati diri pribadinya.

Berikutnya giliran gitaris band Sheila on 7, Eross Candra, menunjukkan kemampuannya di hadapan penonton. Sesuai judulnya Baby Crunch, lagu yang dibawakan Eross berirama crunchy dan terdengar asik di telinga. Irama blues yang selama ini menjadi ciri khas Eross juga tak ditinggalkan.

"Lagu ini terinspirasi dari anak saya yang suka main-main gitar," ujar Eross yang malam tadi tampil menggunakan gitar Telecaster tua berwarna hijau.

Di konser ini seluruh personil Six Strings saling bergiliran tampil solo. Uniknya lagu-lagu yang dibawakan memiliki citarasa berbeda yang sesuai dengan karakter pribadi masing-masing. Misalnya Baron dengan sound gitar yang lebih nge-rock di lagu Monaco. Ada juga alunan jazzy khas Tohpati yang dituangkan dalam lagu Super Nice Things.

Sebagai satu-satunya gitaris yang juga seorang vokalis Baim tampil maksimal membawakan lagu Men Like Us. Dewa Budjana pun tak mau kalah. Memainkan Dear Yulman, Dewa meracik sebuah komposisi bernuansa sedih dan sakral yang terasa sejak intro. Ternyata lagu ini, dijelaskan oleh Dewa, tercipta kala sahabatnya tengah dalam kondisi sakit.

"Lagu ini diciptakan dalam kesedihan," tutur gitaris band GIGI ini.

Selain tampil solo bergiliran, para personil Six Strings juga tampil dalam format duo dan trio. Baim, Eross, dan Baron berkolaborasi memainkan lagu Juwita Malam karya Ismail Marzuki.

Dewa Budjana bersama Tohpati juga berduet membawakan medley lagu milik mereka Caka dan Lukisan Pagi. Tak hanya itu, Dewa dan Tohpati yang juga tergabung dalam grup jazz Trisum, tampil memukau penonton lewat lagu Panah Asmara. Penampilan mereka yang menggunakan ukulele sontak mengundang tepuk tangan meriah dari seisi ruangan.

Penampilan kolaborasi lain yang juga membuat panggung menjadi riuh adalah ketika Baim dan Eross berduet membawakan lagu abadi milik Sheila on 8, Dan. Meski dibawakan dalam format instrumental para penonton ikut mengiringi dengan bernyanyi bersama. Bahkan Eross juga turut menyumbangkan suaranya di penghujung lagu.

Selama kurang lebih 2,5 jam, Six String berhasil menyuguhkan penampilan yang menghibur. Meski ada sedikit noise pada sound tatkala Baron tampil berduet dengan Andre Dinuth, namun hal itu tak jadi soal. Secara keseluruhan Six Strings sukses membius penonton.

Canda tentang belanja alat musik.

Penampilan keenam gitaris patut diacungi jempol. Dengan latar belakang yang berbeda, mereka tampil menyatu tanpa kehilangan identitas. Permainan melodi gitar pada fret-fret tinggi masih menjadi favorit gitaris.

Kata persahabatan yang menjadi alasan terbentuknya grup ini juga tertuang dalam gimmick-gimmick keenam personil di atas panggung. Sepanjang konser tak henti-hentinya seluruh personil melontarkan canda yang memancing gelak tawa. Dewa Budjana berkisah, Six String yang berdiri dua tahun lalu, awalnya karena hobi yang sama. Bukan soal main musik semata tapi hobi membeli alat-alat musik.

“Tohpati itu paling enggak  suka beli alat tapi akhirnya kita racunin. Baron paling suka meracuni tapi ga mau beli, bahkan Apoy (Wali) juga dia racuni untuk beli alat,” kata Dewa.

“Buat kali alat-alat musik itu nomer enam,  karena nomor 1 sampai 5 itu Pancasila,” kata Baron bergurau menyambut cerita Dewa.

Persoalan hobi membeli alat musik ini jadi perkara pelik buat Eross. “Aku pamit ke istri di Jogja itu kerja, tapi kalau mainnya sama Six Strings malah berkurang saldonya,” ujar Eross disambut tawa penonton.

Sebagai lagu pamungkas, Six Strings bersama-sama membawakan lagu Bendera. Lagu ciptaan Eross yang dipopulerkan oleh band Cokelat itu dibawakan dengan aransemen baru yang lebih agresif.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER