Jakarta, CNN Indonesia -- Film
The Hunger Games tidak seratus persen dibuat persis sama seperti novel karya Suzanne Collins. Ini bukan perkara implementasi imajinasi yang berbeda antara sutradara dan pembaca.
Ada hal-hal yang kadang memang mustahil divisualisasikan dari sebuah novel. Ada pula beberapa yang perlu ditonjolkan, bahkan ditambah untuk menguatkan cita rasa dan dramatisasi film.
Mengutip
The Week dan
USA Today, berikut setidaknya lima perbedaan film
The Hunger Games: Mockingjay Part 1 dengan novelnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Effie Trinket di Distrik 13Siapa tidak ingat Effie Trinket? Dandanannya selalu heboh, dari gaun sampai wig. Sejak
The Hunger Games pertama, ia setia menemani Katniss dan Peeta di pertarungan. Dalam film, ia dimainkan diperankan oleh Elizabeth Banks.
Di film
The Hunger Games: Mockingjay – Part 1, penampilan Effie nyaris tak dikenali. Busananya berwarna suram. Ia juga tak mengenakan wig seperti biasanya. Sebenarnya, Effie bahkan tak semestinya ada di sana. Dalam bukunya, Effie tidak muncul di Distrik 13. Ia hanya ada di akhir cerita.
2. Kurangnya kehadiran FinnickSeperti Katniss, Finnick sama-sama merasa hancur saat dilepaskan dari pertarungan kedua mereka. Dalam buku, diperlihatkan bagaimana perjuangan emosional Finnick melewati hari-harinya. Porsinya hampir sama seperti gejolak emosi Katniss sendiri. Namun di film, Finnick banyak dipotong.
Pembicaraan tokoh yang diperankan Sam Claflin itu soal Peeta Mellark bersama Katniss di hutan pun, terpaksa dipotong. Finnick hanya dimunculkan sesekali. Kehadirannya kurang, padahal ia tak kalah penting. Andil Finnick baru terasa saat ia harus bicara di depan kamera sembari sekelompok pasukan menyelamatkan Peeta dari The Capitol.
3. Masyarakat dibunuh peacekeeperPreside Snow selalu menggunakan rasa takut untuk meredam pemberontakan. Di film, sosok yang diperankan Donald Sutherland itu melarang semua orang mengenakan atau menunjukkan tanda mockingjay. Itu dianggap simbol pemberontakan. Ancaman semakin meneror saat Snow memerintahkan peacekeeper mengeksekusi mati masyarakat di distrik-distrik yang melawan.
Sebenarnya, adegan itu hanya tambahan untuk dramatisasi. Eksekusi itu bahkan tidak disebutkan dalam buku karya Collins. Namun, langkah sutradara Francis Lawrence menambahkan adegan itu tidak dapat disalahkan. Eksekusi bisa jauh lebih menyeramkan untuk meneror ketimbang hanya ancaman.
4. Peeta tidak dipukuliThe Hunger Games: Mockingjay Part 1 lebih banyak menampilkan perang siaran Katniss dan Peeta Mellark. Dua sosok yang dahulunya merupakan pasangan dari Distrik 12 untuk Hunger Games itu, kini terpisah. Peeta di The Capitol, Katniss memimpin pemberontakan di Distrik 13.
Masing-masing menjadi alat propaganda. Namun, Peeta yang selama ini tampil menuruti perintah Presiden Snow, mendadak memberi peringatan serangan kepada Katniss dan distrik. Peeta nekat menyisipkan peringatan itu di tengah siaran live-nya bersama Capitol TV.
Di film, terlihat ia langsung diseret setelah menyampaikan kabar itu. Tayangan lalu berhenti. Di bukunya, Peeta tertangkap kamera dipukuli. Digambarkan Collins, kamera televisi menangkap darah yang berceceran di lantai. Mungkin atas alasan etis, Lawrence meniadakan adegan itu.
5. Aksi laga saat penyelamatan PeetaNiat baik Peeta menyelamatkan Katniss dan Distrik 13 membuat Presiden Alma Coin (Julianne Moore) mantap menyelamatkan para peserta Hunger Games dari The Capitol. Ia memanfaatkan ledakan bendungan yang sebelumnya dilakukan para pemberontak, dan berakibat mematikan listrik di The Capitol.
Aksi penyelamatan bisa ditonton langsung oleh Katniss dan lainnya di Distrik 13. Katniss bahkan nekat mengonfrontasi Presiden Snow di layar, dengan harapan mampu mengulur waktu.
Di buku, ledakan bendungan hanya sekilas disebutkan. Namun, tidak ada 'siaran langsung' misi penyelamatan maupun perbincangan on air antara Katniss dan Snow. Semua itu ditambahkan hanya untuk bumbu laga di film.