Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah Amerika Serikat mendesak Tiongkok agar mau melonggarkan kebijakan pembatasan impor film AS. Maraknya investasi perusahaan swasta Tiongkok ke industri film Hollywood menjadi alasan permintaan ini.
Walikota Los Angeles, Eric Garcetti, selaku utusan dari Pentagon menyampaikan kepada pemerintah Tiongkok bahwa para produser Hollywood ingin membangun hubungan kemitraan yang baik dengan Tiongkok, negara pasar film terbesar kedua di dunia.
"Saya berharap pemerintah Tiongkok dapat melihat keuntungan yang dihasilkan oleh para investor swasta, dan mau mendatangkan lebih banyak film dari Barat," kata Garcetti seperti dikutip dari Reuters, Senin (24/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juni lalu, mantan kepala Warner Bros, Jeff Robinov mengumumkan telah membangun sebuah studio film baru dengan dukungan dari Fosun International, sebuah perusahaan swasta terbesar di Tiongkok. Tak tanggung-tanggung, perusahaan asal Negeri Tirai Bambu itu menggelontorkan dana sebesar US$ 200 juta atau sekitar Rp 2,5 triliun.
Kemitraan tersebut diharapkan oleh Amerika dapat menjadi pintu masuk bagi film-film produksi Hollywood di Tiongkok.
"Ini bukan ancaman budaya, tetapi merupakan integrasi dari dua kelompok masyarakat baik dalam hal budaya maupun ekonomi," ujar Garcetti.
Pihak Tiongkok sendiri secara bertahap mulai menaikkan kuota tahunan impor film asing yakni sebanyak 34 film. Namun negara masih memiliki kewenangan penuh untuk menilai kelayakan film tersebut. Empat serial televisi produksi Amerika Serikat bahkan ditarik dari situs streaming online pada April kemarin.
Presiden Tiongkok, Xi Jinping mendesak para petinggi dan pelaku seni di negaranya untuk lebih mempromosikan nilai-nilai sosialis. Ia bermimpi agar industri film Tiongkok dapat menebarkan pengaruh budaya di panggung dunia.