Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Amerika Serikat, Barack Obama tidak bohong soal pidatonya di Occidental College, California beberapa waktu lalu. Saat itu, Obama bilang ia bisa menghabiskan berton-ton buku sekali baca.
Itu terbukti. Ketika mengunjungi toko buku Politics and Prose di Washington, ia memborong 17 buku sekaligus. Apa saja yang menjadi lahapan Sang Presiden? Seleranya ternyata beragam.
Mengutip
Telegraph, buku yang dibeli Obama termasuk
Age of Ambition: Chasing Fortune,
Truth and Faith in the New China karya Evan Osnos,
Being Mortal: Medicine and What Matters in the End karya Atul Gawande, dan
All the Light We Cannot See tulisan Anthony Doerr.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obama juga tertarik pada buku-buku fiksi remaja. Misalnya, Trilogi
Redwall karya penulis legendaris mendiang Brian Jacques, novel anak-anak
Cartwheeling in Thunderstorms karya Katherine Rundell, dan
Nuts To You karya Lynn Rae Perkins.
Sebelum Obama, presiden-presiden AS memang terkenal suka membaca. Abraham Lincoln mencintai klasik dan tidak tertarik pada fiksi. Theodore Roosevelt, diketahui bisa menghabiskan satu buku sehari saat sibuk dan dua sampai tiga buku jika santai.
Namun menurut Martin Chilton, editor budaya
Telegraph, yang menarik dari kebiasaan membaca Obama adalah seleranya yang variatif. Ia tak hanya membaca buku serius.
Obama pernah mengaku mengagumi Reinhold Niebuhr lewat bukunya
Moral Man And Immoral Society. Bagi Obama, Niebuhr adalah filsuf favoritnya.
Di sisi lain, Obama juga menyukai dongeng anak klasik
Where The Wild Things Are yang ditulis Maurice Sendak. Tapi buku yang paling menginspirasinya, adalah
For Whom The Bell Tolls karya Ernest Hemmingway.
Beberapa kali Obama tertangkap kamera dengan membawa buku yang berbeda-beda genre. Tahun 2008, ia pernah terlihat di bandara Montana membawa
The Post-American World tulisan Fareed Zakaria.
Saat berlibur di tahun 2011, Obama membaca Trilogi
The Bayou, koleksi buku misteri karya Daniel Woodrell. Ia juga menikmati
Rodin's Debut, novel karya Ward Just. Begitu pula buku nonfiksi
The Warmth of Other Suns karya Isabel Wilkerson.
Lebih dari itu, Obama bahkan pernah menerbitkan ulasan buku yang ditulisnya sendiri, di
Chicago Tribune. Saat itu Desember 1997, ia mengapresiasi buku karya William Ayers,
A Kind And Just Parent.
"Catatan yang membakar dan tepat waktu tentang sistem peradilan anak, dan individu berani yang menyelamatkan harapan dari keputusasaan," tulisnya waktu itu.
Selera membaca Obama yang tinggi hingga kini, diharapkan dapat menjadi contoh untuk meningkatkan minat baca dunia, sekaligus penjualan buku-buku dewasa ini.