REVOLUSI POLA PIKIR

Eve Ensler: Seni Budaya Punya Daya Mencegah KDRT

CNN Indonesia
Senin, 15 Des 2014 21:11 WIB
"Melalui seni dan budaya, drama dan lagu, kami ingin merevolusi pola pikir dan kesadaran pria."
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga. (Getty Images/ Mykola Velychko)
Jakarta, CNN Indonesia --
Aktivis dan penulis naskah kaliber Tony Award, Eve Ensler menyatakan kepada laman Niti Central, hari ini (15/12), bahwa seni dan budaya memiliki daya untuk mentransformasikan kesadaran manusia terutama kaum pria untuk menghentikan aksi kekerasan terhadap kaum perempuan.
Pernyataan ini disampaikan Ensler dalam sebuah konferensi pers jelang pementasannya besok. "Kami ingin perempuan hidup dengan harga diri, kualitas, dan kebebasan. Melalui sebuah revolusi, kami ingin perubahan radikal pola pikir dan tingkat kesadaran pria. Seni dan budaya memiliki daya untuk melakukan hal itu."

Ensler menambahkan, kini, banyak orang berani beraksi menentang kekerasan terhadap perempuan, dan aksinya disebarkan melalui komunitas sosial, juga media sosial. Struktur patriarkal dan pola pikir bertanggung jawab atas kekerasan yang menimpa para perempuan dan gadis.
"Saat ini kita memiliki perusahaan media kapitalis patriarki," kata Ensler yang terkenal lewat lakon The Vagina Monologues yang sudah diterjemahkan ke 48 bahasa dunia di lebih dari 140 negara. Ensler percaya, seni dan budaya memiliki daya mencegah, bahkan meniadakan kekerasan dalam rumah tanggan (KDRT).

"Perempuan sudah melakukan tugasnya sebagai ibu, kakak, teman, dan istri bagi pria, namun pria justru melakukan tindakan kekerasan, memukul dan memerkosa perempuan. Melalui seni dan budaya, drama dan lagu, kami ingin merevolusi pola pikir dan kesadaran pria."

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER