Jakarta, CNN Indonesia -- Itu pasti menjadi pertanyaan para pelaku musik di seluruh dunia. Membuat lagu pop selaris
Shake It Off dari Taylor Swift atau
Let It Go yang sangat ikonik dari film animasi
Frozen, tidak mudah. Banyak variabel yang harus diperhatikan.
Nile Rodgers, salah satu produser musik di Inggris yang diwawancara
Digital Spy menyebutkan, memang hanya sedikit lagu yang bisa menyampaikan pesan dengan tepat, sampai menyentuh jiwa. Menurutnya, yang terpenting adalah bagian pertama dari lagu.
Jika lantunan musik intro dan lirik awalnya sudah menggugah, bagian tengah dan belakang akan lebih mudah merebut hati. "Bagaimana membuat orang merasa harus beli albumnya sekarang, itu yang terpenting," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penulis lagu Wayne Hector menambahkan, yang biasanya memikat orang pertama kali memang melodi. Jadi, musik menuju lirik pertama lagu memang harus dibuat semenarik mungkin.
"Orang mungkin tidak tahu apa yang sebenarnya ingin dikatakan penyanyinya. Tapi musiknya membuat dia merasakan sesuatu. Anda kemudian akan mencari tahu liriknya dan akhirnya menyadari, apa cerita dalam lagu itu," Rodgers kembali menerangkan.
Namun, bukan berarti lirik lagu tidak penting. Penyanyi asal Inggris, Ed Sheeran paham betul betapa lirik juga punya kekuatan. Tapi, itu juga tergantung penyanyinya. Lirik yang dinyanyikan biasa saja, tidak akan menimbulkan efek apa pun bagi penikmat musik.
"Apa pun yang dinyanyikan dengan penuh hasrat, datang dari dalam hati, akan sukses," katanya. Ia sendiri memfavoritkan lagu
Stay With Me yang dinyanyikan Sam Smith. Bukan hanya liriknya memikat hati, cara Smith menyanyikan juga menurutnya mampu membawa jiwa pendengarnya.
"Saya menjamin Sam Smith masih akan eksis sampai 20 tahun lagi. Dia penulis lagu yang baik, juga penyanyi yang hebat," ucap Sheeran.
Bukan hanya itu, kesuksesan musik juga tergantung bagaimana sutradara memvisualisasikan cerita lewat video. Sheeran menuturkan, salah satu lagu dan video yang masih melekat dalam ingatannya adalah
We Found Love yang dinyanyikan Rihanna dan Calvin Harris.
"Videonya menambah kuat rasa lagunya. Video bisa mengubah pandangan kita ke suatu lagu," ujar pelantun
Thinking Out Loud itu.
Berbeda dengan yang menjadi kesukaan Sam Smith dan John Newman. Kedua penyanyi itu menganggap Robin Thicke dan Miley Cyrus adalah penebar 'virus' lagu yang kuat. Mendengarkan lagunya, seperti ingin terus menyanyikannya.
Selain musik, lirik, dan video, variabel lain yang bisa menentukan kesuksesan lagu adalah bagaimana ia bisa memenetrasi publik secara
online. Sebab, bagaimanapun ini adalah zaman internet.
Sheeran sering mengunggah video lewat akun Twitter. Sekali unggah ke penggemar yang jumlahnya mencapai 9,5 juta, katanya, ia bisa mendapat ribuan penonton untuk videonya.
Di satu sisi, salah satu DJ kondang di Inggris, Scott Mills sepakat. Namun di sisi lain, ia juga melihat bahwa radio masih memegang peranan penting. "Mungkin 83 persen orang mendengar lagu di YouTube. Tapi radio masih digemari. Lebih dari setengah masyarakat kita mendengarkan radio," katanya memaparkan.
Bintang pop Nicole Scherzinger setuju. Menurutnya, radio masih punya peranan penting membuat lagu menjadi
earworm. "Memang tidak mencuci otak, tapi membuat Anda mendengarnya terus-menerus. Radio memang bukan segalanya, tapi masih menjadi kunci penting membuat lagu laris manis," ia menuturkan dengan yakin.
Saat akhirnya bertanya pada Kylie Minogue, musikus asal Australia yang tinggal di London, ia mengaku sebenarnya tidak pernah ada yang tahu formula pasti untuk musik pop laris. "Ada kekuatan magis dan perjuangan untuk kesenangan. Saat Anda mendengar dan mengubah sesuatu dalam diri Anda, berarti itu bekerja," ujarnya.
Rodgers sekali lagi menuturkan, menemukan formula musik yang tepat memang menantang. "Musik itu pada dasarnya gratis. Tapi yang penting, manfaatkan waktu sebaik-baiknya saat dia masih banyak diminta," ucapnya.
(rsa/vga)