Jakarta, CNN Indonesia -- Ini masa serba teknologi. Buku pun disajikan secara digital. Namun menurut Kepala Perpustakaan Inggris, Roly Keating itu sama sekali bukan ancaman terhadap penerbit buku konvensional. Melonjaknya penggunaan komputer, ponsel pintar, dan media sosial ternyata justru mendorong orang ke perpustakaan tradisional.
Keating tidak bicara sembarangan. Apa yang dikatakannya berdasarkan bukti. Sebuah survei melaporkan, era digital justru meningkatkan kunjungan ke perpustakaan sebesar 10 persen. Semakin gila teknologi seseorang, semakin ia menilai tinggi artefak fisik seperti buku.
"Semakin hidup kita bergantung pada layar, semakin besar penerimaan kita pada pertemuan sungguhan dengan manusia dan artefak fisik. Aktivitas yang di masing-masing bidang saling membangkitkan ketertarikan," kata Keating.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenaikan kunjungan ke perpustakaan menjadi salah satu buktinya. Itu terjadi selama 12 bulan terakhir. Kalau pada 2013 pengunjung Perpustakaan Inggris berjumlah sekitar 1,46 juta, pada 2014 itu melonjak jadi 1,6 juta.
Data itu menjadi harapan baru bagi perpustakaan. Keating berharap itu tidak membuat perpustakaan tutup, melainkan justru merencanakan strategi baru agar semakin menarik pembaca. Ia yakin, strategi seperti menambah koleksi buku yang dibutuhkan atau membuat tempat lebih nyaman, bisa membuat perpustakaan bertahan hingga puluhan tahun lagi.
"Orang-orang bertanya lebih sering dari yang saya duga, di era Google dan mesin pencari lain, apakah konsep perpustakaan masih masuk akal? Jika kita semua percaya untuk apa perpustakaan dan nasib mereka, ia akan bertahan bertahun-tahun ke depan," ujar Keating.
Ia sendiri memilih tidak percaya pada kontradiksi antara era digital dan konvensional. "Kewajiban kita untuk membuat dua dimensi itu bisa bersama, bagaimana pun sulitnya itu," ujarnya melanjutkan, seperti dikutip situs Telegraph. Ia menegaskan kembali bahwa penghargaan atas benda fisik meningkat seiring pergeseran zaman menuju era digital.