-- Memiliki kulit gelap, sempat membuat Tara Basro minder. Perempuan berdarah Makassar ini merasa dirinya minoritas di ranah hiburan yang didominasi wanita berkulit putih.
Lama-lama, kulit gelap miliknya tak lagi menjadi penghalang. Justru sebaliknya, daya tarik. Meskipun prosesnya tak instan, setidaknya kini Tara jauh lebih percaya diri.
Selepas mengikuti sebuah ajang pemilihan model sampul, ia mulai menjajaki layar lebar. Dari
Kini, di usia ke-24 tahun, nama Andi Mutiara Pertiwi Basro makin diperhitungkan. Diakui, perjalanan kariernya memang tidak mulus. Ia mampu bertahan berkat prinsip “tak mudah patah arang.”
Indonesia di kawasan Kuningan, Jakarta, baru-baru ini, dara kelahiran 11 Juni 1990 ini mengisahkan metamorfosis dirinya: si minoritas yang “nekad” meraih popularitas.
Awal mula karier Tara di panggung hiburan tak terlepas dari kegemarannya pada seni pertunjukkan. Saat menonton televisi, Tara ingin merasakan serunya profesi sebagai seorang artis.
"Semuanya bermula dari
passion. Aku memang sangat menikmati
performing art, terutama musik," kata Tara. Saat ini, dia menuturkan amat bersyukur karena tengah menjalani pekerjaan, yang menurutnya, terbaik sedunia.
Sebagai seorang model dan aktris, Tara mengatakan, dirinya bisa jalan-jalan ke banyak tempat yang belum pernah dikunjungi. Selain itu, yang terpenting adalah dia melakukan hal yang paling dicintainya sejak dulu.
Tara bercerita, setiap hari dia berangkat kerja dengan senyum lebar di wajahnya. Dorongan semangat yang amat kuat membuat si jelita terus ingin berkarya walau kadang lelah.
"
Now, I get to do the best job in the world. Walaupun masih ada hari-hari yang melelahkan, tetap saja kalau dipikir-pikir,
not everybody gets to do this," katanya bersyukur. Ajang Gadis Sampul boleh dibilang peristiwa penting bagi Tara, baik untuk kehidupan pribadi maupun karier profesionalnya. Pengalaman ditempa bersama puluhan gadis cantik dari seluruh Indonesia membuatnya lebih menghargai diri sendiri.
"Di Gadis Sampul, bisa dibilang aku minoritas karena kulitnya agak gelap. Dulu sebel banget karena kalau di-
make up itu tebal banget," tutur Tara.
Dia amat menyayangkan hal tersebut karena menimbulkan rasa tidak percaya diri untuknya. "Dulu, aku sempat mencoba berbagai cara
to fit in tapi akhirnya capek sendiri," katanya.
Sekarang, Tara mengaku menjadi lebih senang karena lebih bisa menerima diri apa adanya. Kesempatan-kesempatan baik pun akhirnya dia rasakan muncul seiring apresiasi terhadap diri sendiri.
Usai sukses menjajal peruntungan di ajang Gadis Sampul 2005, Tara jeda cukup lama. Dia harus rela meninggalkan impian yang mulai mendekat karena harus turut tinggal bersama orang tua dan menyelesaikan pendidikan di Australia selama empat tahun.
Sepulangnya ke Tanah Air, dunia yang telah ditinggalkan tidak serta merta datang kembali. Tara sempat mengikuti berbagai casting namun keberuntungan tak jua berpihak padanya.
"Masa-masa awal adalah yang paling sulit karena butuh untuk bersaing dengan begitu banyak orang demi satu peran di film," katanya.
Menurutnya, untuk mendapatkan peran di sebuah film, bukan hanya bermodalkan tampang atau fisik saja, tetapi juga kesesuaian karakter.
"Dan itu sangat menguji kesabaran," ujar Tara. Rasanya sulit bagi Tara untuk menunggu mendapatkan sebuah peran. Dia pun nyaris putus asa untuk menggapai impiannya.
Tara menegaskan resep ampuh yang harus senantiasa dia pegang teguh, "Sabar, sabar, sabar. Kalau enggak, dari dulu aku sudah menyerah."
Kesempatan pun tiba dari film
Catatan (Harian) Si Boy (2011).
Film tersebut mampu melejitkan namanya di perfilman Tanah Air. Sejak saat itu, banyak tawaran bermunculan. Tara membintangi film
Hi5teria (2012) dan
Make Money (2013).
Pada 2014 lalu, dia bahkan bermain di tiga film yaitu
Killers, The Right One, dan
Pendekar Tongkat Emas. Bukan hanya itu, kini Tara pun mulai merambah kancah perfilman internasional.
(
Baca juga: Cari yang Seru, Tara Basro Terbang ke Bulan)
Dia juga akan segera berkiprah di layar kaca melalui perannya dalam sebuah program situasi komedi di salah satu stasiun televisi swasta. Namun detailnya belum bisa dia paparkan saat ini. Begitu mencintai profesinya, Tara mengaku selalu berusaha bekerja keras menciptakan karya yang berkualitas.
"Tujuanku dalam berkarya adalah ingin kontribusi untuk Indonesia, salah satunya dengan apa yang aku lakukan sekarang," ujar penggila segala makanan yang terbuat dari kentang ini.
Menurutnya, industri film di Indonesia belum dapat dibandingkan dengan di luar negeri. Dia menambahkan, agar perfilman Indonesia mampu bersaing secara global dibutuhkan kerja yang serius dari berbagai pihak.
Belakangan dia merasa senang karena mulai muncul sineas-sineas muda yang bersemangat dan kerja dengan serius untuk membangun industri ini. Namun dia masih menyayangkan rendahnya apresiasi masyarakat.
“Aku ingin penonton bisa merasa senang dan turut mengapresiasi karena bagaimanapun juga kita yang bekerja di sini berusaha membantu industri," katanya.
Ke depan, Tara ingin lebih banyak berkumpul bersama keluarga dan orang-orang terkasih sambil terus mencoba dan menciptakan karya yang baru.
"Ingin coba film musikal. Tapi sampai sekarang belum ada tawaran karena sangat jarang ya," katanya. Selain itu, kekasih aktor Arifin Putra ini juga ingin lebih banyak jalan-jalan. Destinasi impiannya adalah berkunjung ke Antartika.