Jakarta, CNN Indonesia -- Terhitung sudah dua kali Tika Bravani terlibat sebagai pemain dalam film layar lebar yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo. Dua kali pula ia tersangkut soal kontroversi film garapan Hanung.
Sebelum memerankan tokoh Tata dalam
Hijab (2015), film arahan Hanung yang sedang hangat kontroversi, Tika berperan sebagai Fatmawati dalam
Soekarno: Indonesia Merdeka (2013), film Hanung yang juga tercatat pernah berpolemik.
(Baca juga: Riwayat Kontroversi Film-film Hanung)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya, aku sih sebagai aktor aku main, main saja.
I give my best. Terus ya terserah nanti orang-orang menangkapnya apa, kita kan cuma berkarya," kata aktris bernama lengkap Ratu Tika Bravani ini saat ditemui di kawasan Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa (27/1) malam.
Mantan finalis None Jakarta 2009 ini menyatakan, menanggapi positif segala kontroversi yang beredar di masyarakat umum terkait film-film yang dibintanginya. Menurut Tika, setiap orang berhak memberikan komentar tentang apa saja.
"Menurut saya juga, mungkin karena Mas Hanung itu orang besar. Jadi, semakin tinggi pohon semakin besar angin yang berembus," kata Tika memberi perumpaan.
Sejujurnya, Tika merasa sedih dengan anggapan bahwa kontroversi merupakan cara untuk memasarkan film. Meski demikian, dia mengaku tidak kapok untuk bermain film dan bekerja sama dengan sang "sutradara kontroversial".
"Saya ketagihan kerja sama dengan Mas Hanung karena beliau salah satu sutradara yang saya kagumi etos kerjanya," tutur aktris pemenang Piala Citra kategori Pemeran Pendukung Wanita Terbaik Festival Film Indonesia 2014 berkat perannya sebagai istri Soekarno dalam film Hanung ini.
Dia memaparkan, "Seperti misalnya setiap syuting, Mas Hanung bukan sutradara main asal
action-cut, beliau punya konsep, punya visi misi. Jadi saya suka kerja sama dengan beliau."
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini pun berharap agar kontroversi terkait film
Hijab yang masih santer hingga saat ini dapat segera mereda.
"Bagi yang mau berkomentar, saya harap teman-teman penonton Indonesia lebih cerdas lagi dan mau menonton dulu sebelum berkomentar. Semoga lebih bijaksana," kata perempuan 24 tahun ini. Ia mengaku heran, karena banyak yang mengulas film Hijab tanpa ingin menontonnya terlebih dahulu.
(rsa/vga)