Hanung Bramantyo Sedih Dilabeli Kontroversial

Rahmi Suci Ramadhani | CNN Indonesia
Jumat, 23 Jan 2015 14:30 WIB
Hanung Bramantyo menegaskan, dirinya tidak pernah berniat membuat film kontroversial. Tapi isu yang digarapnya selalu jadi perbincangan dan menimbulkan polemik.
Hanung Bramantyo (CNN Indonesia/Tri Wahyuni)
Jakarta, CNN Indonesia -- Hanung Bramantyo terkenal sebagai sutradara yang kerap mengangkat tema drama religi Islam dalam filmnya. Namun, isu agama selalu ditampilkan Hanung sesuai fenomena di dunia nyata. Hanung berani menampilkan isu konflik, toleransi, perbedaan, maupun satire.

Tak jarang, filmnya menghadirkan pro-kontra di kalangan penonton maupun kelompok tertentu. Film Hijab yang masih tayang di bioskop dan baru rilis 15 Januari 2015, kini hangat diperbincangkan. Lagi-lagi, cap kontroversial melekat dalam karya yang ditampilkan Hanung.

Dihubungi CNN Indonesia melalui sambungan telepon, Jumat (23/1) Hanung menegaskan dirinya tidak pernah berniat membuat film kontroversial. "Ya sebenarnya saya sedih, kenapa orang mudah sekali mengecap seseorang kontroversial. Padahal perlu diingat, saya tidak pernah membuat film yang diniati untuk kontroversial," kata Hanung menuturkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suami Zaskia Adya Mecca itu pun menampik jika kontroversi adalah cara yang digunakannya untuk melakukan promosi agar film yang dibuatnya laris ditonton.

Menurut Hanung, sepanjang sejarah, tidak ada film kontroversial yang meledak di pasaran dan menjadi film box office atau ditonton oleh lebih dari sejuta orang. Dia mencontohkan, film Petualangan Sherina (2000), Ada Apa dengan Cinta? (2002), Ayat-ayat Cinta (2008), Laskar Pelangi (2008), dan 5 CM (2012).

"Tidak pernah yang namanya film kontroversial mendapatkan penonton box office. Kalau saya melakukan itu, berarti saya sudah mengingkari spirit industri film yakni menjadi film box office," tutur Hanung. Ia juga menuturkan, semua sineas pasti ingin filmnya ditonton banyak orang. Namun, caranya tak boleh "kotor".

Film Hijab sendiri, yang ditargetkan dapat meraih lebih dari satu juta penonton, masih jauh dari ekspektasi. Film drama komedi tersebut baru menarik 44.372 penonton, berdasarkan data dari situs Film Indonesia.

Meski demikian, Hanung menyadari bahwa sebuah karya seni, termasuk film, lekat dengan kritik. Dia mengaku dapat menerima kritik, sepanjang itu ditujukan kepada karyanya, bukan terhadap dirinya secara pribadi. "Kalau sebatas dikritik tidak ada persoalan, namanya karya seni tidak akan bisa memuaskan semua pihak," ujarnya.

Sutradara bernama lengkap Setiawan Hanung Bramantyo itu juga berpendapat, film yang bagus adalah film yang mampu membuat penontonnya "berperang pemikiran".

"Film yang bagus adalah film yang merangsang intelektualitas secara visual, sehingga yang menonton adalah orang-orang yang siap bergelut dengan intelektualitasnya," ucap pria kelahiran Yogyakarta, 39 tahun silam itu.

(rsa/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER