Jupiter Ascending, Sajian Baru Sutradara The Matrix

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Rabu, 04 Feb 2015 10:00 WIB
Peran Channing Tatum dan Mila Kunis tergolong biasa-biasa saja. Kunis memang terlihat seksi dengan pakaian ketat ala Lara Croft di Tomb Rider.
Mila Kunis di Jupiter Ascending. (Dok. Warner Bros Pictures)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagaimana jadinya jika mengetahui bahwa Bumi ini merupakan properti satu orang 'manusia'? Atau mungkin mengetahui bahwa manusia ada hanya sebagai santapan dari makhluk luar angkasa?

Mungkin terdengarnya gila, tapi itulah awal cerita yang mengawali Jupiter Ascending. Film yang disutradarai oleh The Wachowskis bersaudara, sang sutradara Matrix ini mengambil tema antara perebutan harta warisan, reinkarnasi, petualangan luar angkasa ala Interstellar, dan ketamakan manusia.

Kisah bermula dari seorang wanita yang melulu mengeluhkan hidupnya, Jupiter Jones (Mila Kunis) yang suatu hari bertemu dengan makhluk rekayasa genetika, Caine Wise (Channing Tatum). Jupiter kemudian mengetahui bahwa dirinya memiliki gen yang sama dengan seorang ratu generasi pertama Abrasax.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keluarga Abrasax adalah sebuah keluarga kerajaan penguasa bisnis antar planet yang memproduksi sebuah serum awet muda, yang rupanya terbuat dari manusia. Dalam film, serum tersebut mampu membuat sel kulit yang telah tergerus waktu menjadi kembali muda, intinya adalah anti-aging dengan efek yang drastis.

Serum tersebut terbuat dari nyawa manusia yang sudah memasuki fase tertentu yang disebut "dapat dipanen." Salah satu tempat untuk mengembangbiakkan manusia guna serum tersebut adalah di Bumi.

Sepeninggal sang ratu Abrasax, keluarganya terpecah saling berebut warisan. Masing-masing anak sang ratu kemudian mencari reinkarnasi ibunda untuk kemudian mengambil alih warisan secara sah. Karena sertifikat hak waris hanya dapat diberikan oleh sang ratu ataupun yang memiliki genetik yang sama dengannya, dalam hal ini adalah reinkarnasinya.

Jupiter berulang kali diserang oleh makhlus astral guna mendapatkan gen yang ia punya. Dirinya pun diculik oleh Balem Abrasax (Eddie Redmayne) ke pesawat induknya di luar angkasa guna menikah dan memiliki kuasa penuh atas harta waris peninggalan ibunya.

Namun saudaranya Titus Abrasax (Douglas Booth) juga memiliki rencana yang sama dengan menyandera orang tua Jupiter dan menggiring Jupiter ke planet terbesar dalam Tata Surya, Jupiter.

Di sinilah semua keputusan berada di tangan Jupiter, memilih menyelamatkan keluarganya ataukah memberikan hak waris yang tak sengaja ia miliki namun mengorbankan umat manusia?

Kisah yang diceritakan dalam film ini tergolong cukup rumit di awal pemutaran. Cerita baru dapat dipahami ketika sudah memasuki pertengahan film.

Peran Channing Tatum dan Mila Kunis tergolong biasa-biasa saja. Kunis memang terlihat seksi dengan pakaian ketat ala Lara Croft di Tomb Rider yang menunjukkan lekuk tubuhnya yang tetap ramping meski telah melahirkan anak dari Aston Kutcher. Beberapa bagian tubuhnya terlihat lebih berisi.

Tatum pun setali tiga uang. Tidak ada sesuatu yang menonjol selain eksploitasi lekuk tubuhnya yang terbilang sempurna bagi seorang laki-laki dan sanggup membuat para wanita sejenak menahan napas.

Keberadaan nominator Oscar Eddie Redmayne cukup membuat film ini berwarna. Peran antagonisnya sanggup membuat ia terlepas dari ikon yang mengantarkan dirinya selaku pemeran Stephen Hawkings selangkah lebih dekat dengan Oscar dalam film The Theory of Everything.

Yang membuat film dengan bujet US$ 175 juta ini tampak bagus adalah efek visual sepanjang durasi. The Wachowskis sanggup membungkus kisah rumit dan berebutan harta khas sinetron Indonesia dengan berbagai pemandangan, teknologi, dan efek menakjubkan. Efek visual semakin terasa berkat penayangan secara tiga dimensi.

The Wachowskis bersaudara cukup apik menyindir sistem kapitalis yang membuat manusia menjadi tamak bahkan tidak lebih baik dibanding binatang akibat mengeksploitasi umatnya sendiri ataupun makhluk hidup lainnya demi harta dan kepuasan semata.

Bagi Anda yang ingin merasakan sensasi melayang-layang di luar angkasa dan menjelajang jagat semesta kembali ala Interstellar, walaupun tidak sebagus film nominator Oscar tersebut, Jupiter Ascending cukup layak masuk dalam daftar.

Hal yang dapat terbilang ganjil adalah sensor film ini. Adegan ciuman dipotong seadanya, seolah dipaksakan. Namun adegan bugil yang memperlihatkan bokong malah lolos sensor.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER