Dokumentasi Langka, Sulit Mengusut Sejarah Indonesia

Endro Priherdityo | CNN Indonesia
Jumat, 06 Feb 2015 09:20 WIB
"Kesulitan dalam mengusut sejarah dari Diponegoro di Indonesia sangat susah, karena tidak ada dokumentasi yang jelas."
Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar Menengah, Anies Baswedan menancapkan tongkat Pangeran Diponegoro di Galeri Nasional, Jakarta, Kamis, 5 Februari 2015. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bagi seorang sejarawan Indonesia asal Inggris yang telah puluhan tahun meneliti sejarah Nusantara, rupanya masih menemui kesulitan dalam membantu penyelenggaraan pameran Diponegoro ini.

Bagi Peter Carey, kesulitan tersebut bukannya rumit dan panjangnya sejarah bangsa ini, namun kepada tidak adanya rekam jejak yang jelas mengenai sejarah Indonesia.

"Kesulitan dalam mengusut sejarah dari Diponegoro di Indonesia sangat susah, karena tidak ada dokumentasi yang jelas," Ujar Carey saat ditemui di Galeri Nasional (5/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Setelah 183 Tahun, Pusaka Diponegoro Kembali ke Tanah Air)

Dalam pameran karya seni yang akan diselenggarakan selama sebulan dan terbuka untuk umum tersebut juga menjadi momentum kembalinya tongkat asli Pangeran Diponegoro yang sejak 1832 diambil oleh Belanda.

Tongkat asli dari Pangeran Diponegoro tersebut selama ini disimpan dengan baik dan masih dalam kondisi utuh berkayu tanpa cacat sedikit pun.

Carey mengungkapkan betapa bahagianya ia mengetahui tongkat yang selama ini hilang 183 tahun tersebut dipercaya untuk kembali ke Tanah Air.

"Kembalinya tongkat adalah tanda kembalinya sejarah, pameran ini adalah pameran lukisan, tetapi hakikatnya adalah sebagai identitas bangsa Indonesia," ujar Peter Carey.

Pria Inggris yang juga menjadi dosen sejarah di Universitas Indonesia ini mengingatkan untuk menjadikan kembalinya artefak bersejarah Indonesia tersebut sebagai panggilan guna merawat kembali sejarah bangsa Indonesia.

Menurutnya, sudah terlalu banyak sejarah bangsa ini yang disia-siakan. Ia mengambil contoh naskah Diponegoro yang berada di Makassar namun entah bagaimana nasibnya kini.

Kemudian juga baju jubah putih khas Diponegoro yang berada di Solo namun dengan kondisi yang rapuh sehingga tidak memungkinkan dibawa ke Jakarta untuk ditunjukkan. Lalu ada keris Diponegoro yang ia yakini masih berada di salah satu museum di Negeri Kincir Angin

"Saya kira kita harus bikin kebijakan di sini sosok seperti Dipenogoro dan sejarah lainnya adalah lumrah dibaca dan dimengerti oleh bangsa Indonesia. Saya mengharapkan pameran ini akan menjadi pemicu untuk bangsa Indonesia semakin menghargai dan mengenal sejarah dari bangsanya sendiri," ujar Carey kepada CNN Indonesia.

(vga/vga)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER