Jakarta, CNN Indonesia -- Surya Saputra merasa heran saat membandingkan antusiasme terhadap pajak di Indonesia dan negara Barat. Di Inggris dan Belanda, kata bintang Arisan! itu, warga justru antre untuk membayar pajak. Sedangkan di Indonesia, banyak wajib pajak yang berusaha menghindar membayar.
Menurut Surya, banyak seniman, artis, dan warga lain yang enggak membayar pajak lantaran tidak merasakan manfaatnya langsung. Infrastruktur tak kunjung membaik, fasilitas umum tak bertambah. Pajak seperti menguap begitu saja.
Ditemui saat sosialisasi pajak penghasilan artis di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Kamis (12/2) Surya menuturkan, seharusnya pajak diperlakukan sebagaimana tabungan. Dengan begitu, warga merasa berkepentingan membayar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama ini, pajak dianggap sekadar pungutan wajib dari negara terhadap warga. "Kalau bisa, pajak ini seperti kita menabung, manfaatnya dapat dirasakan secara nyata oleh pembayar pajak, suatu hari nanti," ujar Surya kepada CNN Indonesia. Di luar negeri, imbuhnya, itulah yang ada di dalam benak para warga negara.
"Ketika warganya tua nanti dan tidak sanggup bekerja atau ada sesuatu, negara dapat menjamin hidup mereka," ujar Surya menambahkan. "Saat ini pajak dirasa memberatkan, bukan membantu."
Menggusur Cara HalusSoal Pajak Bumi dan Bangunan, misalnya. Surya mengaku, pernah terbelit masalah tingginya pajak yang harus dibayar di daerah tertentu. Saat ini, ia menjadi pembayar pajak untuk sang ibunda yang tinggal di daerah Ciranjang, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dirasakan Surya, pajak di daerah strategis itu meninggi.
"Padahal yang tinggal di situ bukan hanya yang kaya, ada yang warisan orang tua, ada juga pensiunan tentara yang menggantungkan hidupnya dari uang pensiun harus membayar pajak Rp 18 juta per tahun, uang dari mana?" ujar Surya.
Dengan Pajak Bumi dan Bangunan di daerah tersebut yang semakin mencekik, Surya melihat banyak warga menjual rumahnya lantaran tidak sanggup membayar. Setelah dijual, kebanyakan rumah lantas dibeli pengusaha kaya.
"Ini seperti model penggusuran secara halus, karena tidak sanggup bayar, akhirnya dijual dan yang lebih kaya datang untuk membeli karena sanggup bayar pajak," katanya berkomentar.
Dirinya hanya mampu memberikan masukan kepada pihak pajak setempat, untuk mempertimbangkan pemilik rumah yang memang tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam membayar pajak.
Trauma Penyelewengan PajakSelain tidak merasakan manfaat langsung dari pajak, Surya juga melihat masih banyaknya celah penarikan uang rakyat yang bisa disalahgunakan. Karena adanya pungutan liar itu, banyak wajib pajak yang malas membayar lantaran khawatir uangnya tidak digunakan dengan baik.
Meski rutin membayar pajak, Surya rupanya masih "trauma" pada koruptor pajak, Gayus Tambunan.
Salah satu contohnya, suami dari Cynthia Lamusu itu pernah mengalami uang honor yang dipotong langsung untuk pajak, tetapi tidak dilaporkan kepada pihak berwenang seperti seharusnya. Kasus itu juga sering dialami selebriti lain.
"Kita harus sadar sistem pajak seperti apa, dan detail-detailnya," ujar Surya yang pernah mendapatkan kerugian hingga 30 persen.
"Saya sudah malas untuk hal itu, saya sudah bayar manajemen dan sebagainya, ditambah pajak, jadinya ya cuma dapat sisanya. Itu konsekuensi sebenarnya, tapi kok jadinya terasa memberatkan," tuturnya lagi, mengungkapkan.
(rsa/vga)