Green Skies, Dokumenter tentang Cahaya Utara

CNN Indonesia
Rabu, 18 Feb 2015 17:55 WIB
Oslo, CNN Indonesia -- Fenomena alam cahaya utara (northern lights) memang telah memukau banyak orang. Dan para pembuat film dokumenter mengenai hal tersebut, mengatakan kalau mereka telah banyak menghabiskan waktu untuk menatap langit demi menangkap momen indah dan langka itu.

"Cahaya utara adalah momen badai geomagnetik yang berasal dari matahari. Biasanya butuh waktu tiga hari untuk badai tersebut bisa memasuki kutub magnet. Jenis gas yang berbeda membuat cahaya tersebut memiliki banyak warna seperti ungu, hijau atau merah dan juga tergantung seberapa besar badai matahari memasuki kutub magnet," kata Paal Lund, pembuat film dokumenter Green Skies.

Hingga tiga bulan, Paal dan krunya bermalam di Pegunungan Svalbard, Norwegia. Tidak hanya berusaha menangkap momen untuk keperluan syuting, selama itu juga mereka berusaha menjaga kondisi tubuh dan peralatan, agar tidak rusak diterpa suhu dingin yang ekstrem.

"Temperatur di sana bisa minus hingga 35 derajat Celcius. Jadi kami menyelimuti diri dan peralatan sebagai persiapan syuting," ujar Francisco Mattos, rekan Paal.

Syuting film, apalagi di pegunungan dingin, bukanlah hal yang mudah. Momen indah di langit itu juga tidak mudah direkam. 

Mereka harus berpergian selama berjam-jam dengan mobil salju untuk mencari langit yang bebas polusi udara dan cahaya.

"Saya ingin sekali membuat film yang dapat membuat orang mengerti seperti apa cahaya utara itu," kata Francisco.

Film dokumenter Green Skies akan tayang pada 2017 mendatang. Jika mereka berhasil, seluruh dunia akan bisa melihat seperti apa tarian indah di langit yang bernama cahaya utara itu.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER