Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak abad ke-13, bangsa China telah menjejakkan kakinya di Timor, pulau penghasil cendana terbaik di dunia. Dari semula berdagang cendana, akhirnya pedagang asal Negeri Tirai Bambu pun bermukim dan beranak pinak.
Kehadiran etnis Tionghoa memberi warna tersendiri, terutama di kawasan Atambua, Kabupaten Belu, di perbatasan Timor Leste. Mereka juga kawin mawin dengan anggota keluarga kerajaan Belu. Hingga muncul istilah hitachi, hitam tapi China, bagi warga peranakan.
Hal ini menjadi perhatian Agni Malagina, staf pengajar program Studi China Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia. Beberapa tahun terakhir, ia melakukan penelitian China di Timor, dan berkesempatan mengikuti perayaan Imlek di Bumi Lorosae.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selama sepekan, jelang dan sesudah Imlek, ia bersama rekan fotografer, Feri Latief, menempuh perjalanan yang tak mudah di Atambua. Namun lelahnya terbayar oleh pengalaman berkesan, antara lain merangkum keunikan Imlek ala Timor ini.
1. Atmosfer Kebinekaan
Perayaan Imlek di Timor bukan hanya milik warga peranakan. Seorang romo di Atapupu, Atambua, bahkan memimpin misa Imlek. Tak ada dominasi merah sebagaimana lazimnya. Warga peranakan melakukan sembayang Imlek dengan mengenakan busana adat, kain tenun tradisional.
2. Hijau yang MenyejukkanHujan seolah menjadi tandem sejati perayaan Imlek dan diyakini mendatangkan keberuntungan. Tanah Timor yang gersang dalam kurun April-November, menjadi lebih hijau pada awal tahun. Hujan angin menyejukkan kawasan pesisir utara Pulau Timor.
3. Kelengteng di Rumah AbuKelenteng Lay meramai pada malam Imlek. Sejatinya adalah rumah abu lelulur pasangan Lay Foetlin dan Lay Lanfi, namun dilengkapi tempat sembahyang, lalu disebut Kelenteng Lay. Berulang kali direnovasi, kini merona dengan ornamen merah, seperti lampion.
 Pemuda Timor berguru barongsay pada seniman asal Jawa. (CNNIndonesia Rights Free/Feri Latief) |
4. Tarian Liong Pemuda TimorSelain sang pionir kelompok barongsay Sinar Weikun di Atambua, juga ada Naga Atoin Meto (NAM) yang bermakna naganya orang Timor dan biasa berlatih di Katedral Kupang. Dimainkan oleh pemuda Timor dan tak jarang tampil di hadapan para pengungsi.
5. Sajian Warisan LeluhurJadi tradisi bagi keluarga peranakan di Timor untuk menyiapkan menu khas Imlek. Minuman teh, anggur atau sopi disajikan secara turun temurun. Juga dihidangkan masakan babi, daging ayam, ikan, sayur, buah, serta tebu, jahe dan sirih pinang.
(vga)