Praktisi Medsos: Penyebar Video Chelsea Islan Harus Dihukum

Vega Probo | CNN Indonesia
Senin, 02 Mar 2015 20:26 WIB
Pelaku penyebaran video atau gambar Chelsea Islan di kamar mandi harus dibawa ke ranah hukum.
Chelsea Islan. (CNNIndonesia Rights Free)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pelaku penyebaran video atau gambar Chelsea Islan di kamar mandi harus dibawa ke ranah hukum. Pernyataan ini disampaikan oleh praktisi media sosial Nukman Luthfi kepada CNN Indonesia melalui sambungan telepon, pada Senin sore (2/3).

“Dalam hal ini, Chelsea Islan, dan kebanyakan orang yang foto pribadinya tersebar di internet, adalah korban,” kata Nukman. “Tidak seharusnya foto pribadi disebarluaskan, apalagi tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Itu adalah tindakan kriminal.”

Nukman mengingatkan, perkara memotret seseorang pun tidak bisa dilakukan secara sembarangan, ada etikanya. Karena itu, foto yang diambil secara diam-diam atau sembunyi-sembunyi tanpa sepengetahuan subjek merupakan tindakan melanggar hukum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Chelsea telah menjadi korban, karena itu Nukman menyarankan agar orang-orang tidak menghukum seseorang yang telah menjadi korban. “Jangan ikut-ikutan menyebarluarkan foto pribadi seseorang. Sekalipun fotonya dibuat blur, tetap saja itu nyolong.”

Seharusnya, menurut Nukman, publik meredam keinginan untuk menyebarluaskan foto privat seseorang, bukan malah ikut arus menampilkannya di akun media sosial atau blog. Tidak selayaknya seseorang dijadikan korban pelecehan di ranah maya.



Bagi korban seperti Chelsea, Nukman menyarankan agar segera melaporkan ke polisi. “Bawa saja ke ranah hukum. Enggak perlu malu-malu. Polisi bisa mencari siapa pelaku dan menjeratnya dengan undang-undang yang ada.”

Langkah berikutnya, korban melakukan klarifikasi. Aksi pelecehan di ranah maya adalah perbuatan orang yang tidak bertanggung jawab. Terlepas dari pemerasan atau pencurian, aksi kriminal ini harus diproses secara hukum, pelaku harus dihukum setimpal.

“Korban atau siapa pun harus lebih berhati-hati, terutama saat berfoto. Jangan membuat foto dengan posisi menggoda. Tidak mesti telanjang, tapi foto dengan pose yang mengundang imajinasi liar publik memang harus dihindari.”

Nukman mengingatkan, pada era kini manipulasi foto sangat mudah dilakukan oleh siapa pun, bukan hanya oleh para profesional. Foto bisa diutak-atik, dari yang sebenarnya tidak telanjang menjadi seperti telanjang.

Untuk itu, kita perlu berhati-hati, terutama di tempat umum seperti toilet dan kamar mandi. Mewaspadai sekitar sebelum melepas pakaian. Jika mendapati aksi pelaku pelecehan seksual, segera laporkan kepada pihak berwajib. (vga/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER